Masjid Cipto Mulyo, Jejak Penyebaran Islam Era Pakubuwono X di Boyolali
Senin, 19 April 2021 -
MerahPutih.com - Massa kejayaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningkat tidak lepas dari tangan dingin Raja Pakubuwono (PB) X.
Bangunan fisik mulai gapura pembatas wilayah, fasilitas umum, masjid, dan lainnya salah satu bukti kejayaan PB X masih berdiri kokoh di wilayah Soloraya.
Salah satu jejak peninggalan PB X berupa bangunan masjid kuno ditemukan di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Masjid tersebut diberi nama Masjid Cipto Mulyo. Masjid dengan nama Jawa tersebut usianya sudah lebih dari satu abad, dan hingga kini kondisinya masih utuh terawat.
Sebagai salah satu masjid tertua di Kabupaten Boyolali ini, tidak pernah sepi dari jamaah terutama pada bulan Suci Ramadan.
Struktur bangunan fisik masjid ini dibangun dengan bahan dasar kayu. Secara kasat mata, bentuk masjid ini mirip pendopo kabupaten jaman dulu. Di depan pintu masuk masjid terdapat tulisan PB X.
Meski sudah mengalami beberapa kali renovasi, namun dari awal dibangun hingga saat ini tidak pernah berubah bentuknya.
Masjid tersebut memiliki lima pintu utama yang semuanya terletak di bagian depan bangunan masjid. Bahkan, mimbar, bedug dan kentongan yang masih asli sejak kali pertama masjid dibangun.
Ketua Takmir Masjid Cipto Mulyo, Ahmadi mengatakan, dari segi nama masjid tersebut sangat berbeda dengan masjid pada umumnya yang selalu diberi nama dari Bahasa Arab. Nama masjid tersebut diambil dari bahasa Jawa.
Menurut sejarah berdirinya, masjid ini dibangun oleh Raja Keraton Surakarta atau PB X, pada hari Selasa 24 Jumadil Akhir tahun 1838 Hijriah, atau tepatnya tahun 1905 masehi.
"Itu masjid diberi nama Cipto Mulyo yang memiliki arti menciptakan kemuliaan di dunia dan akhirat. Usia masjid sudah 116 tahun," kata Ahmadi, Minggu (18/4).
Ia mengatakan meskipun bangunan masjid berbahan dasar kayu, kondisi bangunan tetap awet. Konstruksi bangunan masjid juga masih asli. (Ismail/Jawa Tengah)