Malaysia Bikin Tim Khusus Tekan Kenaikan Biaya Hidup

Kamis, 30 Juni 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Harga barang dan kebutuhan pokok mengalami lonjak di Malaysia, dalam beberapa bulan terakhir karena gangguan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja dan dampak perang di Ukraina.

Tercatat, Inflasi makanan pada Mei 2022 capai 5,2 persen dari tahun sebelumnya (yoy) yang merupakan level tertinggi sejak November 2011.

Baca Juga:

Kemenlu Langsung Tindak Lanjuti Laporan Belasan WNI Meninggal di Tahanan Malaysia

Rapat Kabinet sepakat akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus Melawan Inflasi untuk membantu masayarakat menghadapi tantangan meningkatnya biaya hidup.

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob mengatakan, tim khusus tersebut akan mengumpulkan semua informasi kementerian, lembaga dan masyarakat untuk merumuskan strategi dan mengkoordinasikan tindakan untuk menyelesaikan masalah terkait inflasi.

"Tim khusus tersebut akan berfungsi seperti tim yang menangani pandemi COVID-19, dengan mengadakan pertemuan dua kali seminggu pada Senin dan Kamis," kata Perdana Menteri dalam keterangannya di Kuala Lumpur, Rabu (29/6).

Ia memastikan, konferensi pers akan diadakan setiap setelah pertemuan untuk memberikan klarifikasi tentang masalah yang dialami masyarakat Malaysia.

Tim khusus ini, diketuai oleh Menteri Komunikasi dan Multimedia Annuar Musa. Sementara lima anggotanya yaitu Menteri Keuangan Tengku Zafrul Tengku Abdul Aziz, Menteri Pertanian dan Industri Makanan Dr Ronald Kiandee, Menteri Perdagangan Domestik dan Urusan Konsumen Alexander Nanta Linggi, Menteri di Departemen Perdana Menteri (Ekonomi ) Mustapa Mohamed dan Sekretaris Utama Pemerintah Mohd Zuki Ali.

Petugas khusus di masing-masing kementerian akan ditunjuk sebagai petugas rujukan (focal point) untuk memberikan tanggapan langsung kepada Tim Khusus di bawah Sekretariat Kementerian Perdagangan dan Konsumen Dalam Negeri (KPDNHEP).

"Pemerintah terus bekerja untuk memastikan Keluarga Malaysia tidak terpengaruh secara serius oleh kenaikan inflasi di seluruh dunia," katanya dikutip Antara.

Malaysia diperkirakan akan menghabiskan 77,3 miliar ringgit atau setara USD 17,6 miliar untuk subsidi dan bantuan tunai pada tahun 2022. (*)

Baca Juga:

DPR Usul Bentuk Satgas Terpadu Tindak Lanjuti Laporan Ratusan TKI Meninggal di Malaysia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan