Laga Lawan Persiwa Ditunda, Umuh Curiga Ada Oknum Ingin Persib WO
Senin, 04 Februari 2019 -
MerahPutih.com - Pertandingan Persib Bandung melawan Persiwa Wamena pada leg II Piala Indonesia 2018 seharusnya digelar pada Senin (4/1). Namun, laga kedua tim ditunda karena Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dianggap tidak layak digunakan.
Pembatalan ini membuat manajer Persib, Umuh Muchtar kecewa. Menurutnya, Maung Bandung sudah mengajukan izin kepada pengelola GBLA jauh-jauh hari. Tetapi, beberapa jelang hari H, Dinas Tata Ruang dan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung dan Kepolisian tidak memberikan izin.

"Saya kecewa pertandingan batal. Ini terlalu mendadak dan seperti dibuat-buat. Seharusnya tidak mendadak. Ini tiga hari menjelang pertandingan baru ada kabar GBLA tidak bisa dipakai," kesal Umuh.
Pria yang akrab disapa Uwa Haji itu langsung minta keterangan dari pihak-pihak terkait keputusan Persib tidak bisa memakai stadion berkapasitas 30 ribu orang tersebut.
"Stadion GBLA dibangun dengan biaya ratusan miliar kalau tidak salah. Masa kondisinya sudah tidak layak. Kalau ada kejelasan, bukan tidak mungkin saya dan PT PBB akan ikut memperbaiki. Saya menduga ada oknum yang sengaja ingin Persib di WO (walkout)," ujarnya.
"Jika sampai WO, ini pertama kalinya buat Persib," sambungnya.
Sekretaris Distaru Kota Bandung, Chairul Anwar menjelaskan bahwa Stadion GBLA secara kasat mata terlihat keretakan dan penurunan di sejumlah titik. Namun, kondisi itu tidak terjadi di struktur utama stadion berkapasitas 38.000 penonton tersebut.
"Hasil awal peninjauan kami bersama Polrestabes Bandung adalah keretakan dan penurunan terjadi di samping-samping stadion seperti tempat parkir dan pendukung struktur stadion lainnya. Ada sedikit penurunan dan ditemukan ada retak," jelas Anwar.

Kondisi itu membuat pihaknya tidak bisa menilai GBLA layak atau tidak untuk digunakan pertandingan. Perlu pengujian lebih lanjut.
"Tanah di situ dulunya bekas sawah. Struktur utama stadionnya tidak bermasalah, hanya samping-samping stadionnya. Sementara waktu perlu penelitian. Karena asetnya milik Dispora, maka yang berwenang mengkajian itu Dispora. Sedangkan hanya merupakan pendukung teknis saja," tuturnya.
Meskipun struktur utama stadion tidak bermasalah, Anwar mengaku ada kekhawatiran karena pertandingan Persib di kandang seringkali dijejali penonton dalam jumlah banyak bahkan kadang membludak dan di luar perkiraan.
"Bobotoh yang menonton biasanya sangat membludak, di luar daya tampung GBLA. Akhirnya Polrestabes merekomendasikan agar dicarikan alternatif dulu. Untuk preventif saja takut ada sesuatu yang tidak diinginkan, makanya kita pun setuju," kata Anwar.
Sementara itu, Kadispora Kota Bandung, Dodi Ridwansyah menyebutkan, laporan mengenai keretakan dan penurunan tanah di Stadion GBLA baru sebatas visual. Sehingga perlu ada pendalaman lebih lanjut.
"Kami sedang mengupayakan untuk mencari penyedia jasa pengkaji teknis mengenai kondisi GBLA," ungkapnya.
Dengan kajian teknis tersebut, lanjut Dodi, dapat terlihat lebih jelas kondisi sesungguhnya. Termasuk jika memang perlu perbaikan.

"Tidak menutup kemungkinan kami akan menggandeng PT PBB (Persib Bandung Bermartabat) dalam penyediaan jasa ini. Karena mereka kan ada keinginan untuk mengelola. Biar hasilnya bisa menjadi dasar untuk kita dalam melakukan perbaikan," tuturnya.
Lebih lanjut Dodi menjelaskan, rencana kajian tersebut merupakan bentuk tindak lanjut hasil rapat koordinasi di Markas Polrestabes Bandung, Jumat (1/2) lalu. "Apapun yang menjadi hasil rakor hari Jumat lalu, kami akan menindaklanjuti saran dan masukan pada hasil rapat tersebut," pungkasnya. (*/Bolaskor)