Kunjungi Pakistan, Presiden Jokowi Bahas Tiga Isu Bilateral
Sabtu, 27 Januari 2018 -
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan persahabatan Indonesia-Pakistan bukan persahabatan yang baru saja terjalin. Namun, persahabatan ini telah terjalin sejak lama, bahkan berpuluh tahun yang lalu.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi meyakini kunjungan kenegaraannya ke Pakistan akan menjadi perekat baru untuk memperkokoh kerja sama dan persahabatan kedua negara.
Untuk itu, Presiden Jokowi memfokuskan pada tiga isu bilateral utama, yaitu kerja sama ekonomi, hubungan antar masyarakat, dan kerja sama untuk Palestina.
Menurut Presiden Jokowi, nilai total perdagangan setelah implementasi Preferential Trade Agreement (PTA) antarkedua negara mengalami peningkatan yang signifikan sejak 2013.
Pada 2016 mencapai US$2,1 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar kurang lebih 8,9 persen per tahun.
Perundingan sektor lain, seperti jasa dan investasi dapat dimulai setelah perjanjian sektor barang diimplementasikan.
Guna terus meningkatkan perdagangan, Presiden Jokowi menyambut baik penandatangan nota kesepahaman dalam Promosi Dagang Bersama.
"Di bidang investasi, saya menyambut baik pembentukan 'Joint Venture' penyimpanan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Port of Qosim, Karachi. Kerja sama ini akan dapat menjadikan Pakistan sentra perdagangan kelapa sawit dan olahannya di kawasan Asia Selatan dan Tengah," ucap Presiden Jokowi di Kantor Perdana Menteri, Prime Minister's House, Islamabad, Sabtu (27/1).
Adanya penandatanganan Inter Government Agreement oleh menteri energi kedua negara disambut baik Presiden Jokowi.
Indonesia akan mengekspor LNG ke Pakistan selama 10 tahun, dengan opsi tambahan lima tahun, masing-masing sebesar 1,5 juta ton pet tahun.
"Indonesia juga mengharapkan penguatan kerja sama energi di masa mendatang seperti kemungkinan investasi perusahaan Indonesia untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG dan saling berbagi pengalaman dan keahlian dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan," kata Kepala Negara.
Selain itu, dalam pertemuan bisnis yang dilakukan pada 26 Januari, diperoleh nilai transaksi US$115 juta, antara lain peningkatan perdagangan di bidang kelapa sawit, batu bara, cocoa, kopi, teh dan lain-lain.
Hal lainnya yang juga dibahas dalam pertemuan itu adalah penguatan hubungan antar masyarakat kedua negara, termasuk peningkatan arus wisatawan dan dunia usaha.
Kedua pemimpin sepakat dunia usaha dua negara harus direkatkan. Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri. (*)