Kuda Lumping Banten, Kuda Tiga Dimensi Beraura Mistis

Jumat, 05 Februari 2016 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Budaya - Kuda lumping Pandeglang merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Kabupaten Pandeglang, Banten. Kuda lumping dari Pandeglang itu juga disebut kuda lumping Banten

Kesenian kuda lumping sarat dengan pertunjukkan mistis karena dilangsungkan dengan ritual-ritual untuk membuat para pemain kuda lumping trance atau tidak sadarkan diri saat pertunjukkan.

Namun, berbeda dengan kuda lumping Jawa yang memang lebih populer. Kuda lumping dari Jawa Tengah dan Jawa Timur berbentuk pipih dan terbuat kulit hewan. Sedangkan kuda lumping Pandeglang berbentuk hewan kuda tiga dimensi dengan rangka bambu.

Kuda lumping Pandeglang berbentuk kuda setengah badan. Kepala benar-benar dibuat berbentuk kuda, berikut badan dengan besar setara kuda asli. Bagian tengah badan disediakan ruang sebesar badan untuk pemain kuda lumping agar bisa mengendalikan kuda dari dalam.

Bagian kedua sisi kuda lumping dikatkan tali yang bisa dilingkarkan ke pundak pemain. Kuda lumping itu akan menggantung pada badan pemain ketika pemain kuda lumping itu sedang beraksi. Tali juga diikatkan pada bagian mulut kuda sebagai tali kendali. Pemain akan menarik tali kekang itu untuk menggerakkan kudanya naik-turun, atau bergerak-gerak tanpa mereka sadari.

Bagian dalam kuda lumping Pandeglang dibuat dari bambu. Bambu dibuat kerangka membentuk badan dan kepala kuda. Setelah kerangka kuda dibentuk, lalu ditutup dengan injuk atau serat pohon aren. Beberapa kuda lumping dibiarkan alami dengan warga hitam injuk, sementara ada juga badang kuda lumping yang ditutup dengan kain, misalnya kain batik.

Badan kuda luping biasanya dihiasi dengan kertas minyak atau kertas wajit berwarna-warni, misalnya merah atau kuning. Kertas-kertas wajit itu ditempel di badan kuda lumping membentuk pola-pola tertentu. Di bagian dasar badan kuda lumping, dihiasi dengan janur atau daun kelapa muda yang di belah-belah lebih kecil. Daun kelapa muda segar itu menjuntai mengelilingi bagian kaki pemain kuda lumping hingga batas lutut.

Setiap hiasan pada kuda lumping memperlihatkan sisi lain dari hal mistis. Hal itu bahkan membuat pertunjukkan kuda lumping semakin memperlihatkan ada hal lain yang ingin disampaikan. Kalau Anda melihat langsung beberapa pertunjukkan kuda lumping Pandeglang, Anda bahkan akan melihat hiasan perempuan dengan gincu dan bedak pada wajah para pemain kuda lumping, menyerupai seorang perempuan.

BACA JUGA:

  1. Mitologi Anak Makassar Jago di Samudra
  2. Vihara Avalokitesvara, Simbol Romantisme Dua Agama
  3. Seniman Kota Tua: Karya Seni Juga Bagian dari Budaya
  4. Bangunan Vihara Yang Sen Bio Hasil Rancangan Arsitek Tiongkok
  5. Tidak Pernah Masuk Partai Politik, Besar Konsisten pada Profesi Advokat

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan