Krakakoa Kenalkan Cokelat Indonesia ke Dunia, Berdayakan Petani Lokal
Jumat, 13 Desember 2024 -
MERAHPUTIH.COM - KAFE Kinko Choco Lab di Jalan Meruya Ilir, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tampak ramai Kamis (12/12). Waktu baru menunjukkan pukul 11.00, tapi pengunjung ramai memenuhi kafe itu. Hari itu, Kinko Choco Lab baru saja dibuka. Sesuai namanya sebagai lab cokelat, di salah satu sudut kafe terdapat rak kayu berisi puluhan batang cokelat. Terlihat menarik. Cokelat-cokelat itu dibungkus dengan kertas motif wastra Indonesia.
Rupanya, cokelat tersebut merupakan produk dari Krakakoa. Krakakoa merupakan jenama cokelat lokal yang turut membawa popularitas cokelat lokal ke dunia. Bukan hanya mengenalkan cokelat asli Indonesia, Krakakoo membawa semangat pemberdayaan petani lokal.
Sales Marketing of Krakakoa Indonesia Zihadinullah mengatakan pihaknya mendapatkan biji-biji cokelat dari tiga wilayah yaitu Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Wilayah itu disebut Zihad sebagai single origin. "Sumatra luas, itu ada beberapa daerah di Sumatra yang jadi sumber penghasil cokelat. Kalau di Sulawesi, cokelat diambil Kota Saludengen. Di Bali ada di Pulukan. Kami ambil biji cokelat terbaik di sana," katanya.
Zihad mengatakan Krakakoa mengambil langsung biji cokelat dari petani dengan tawaran harga lebih tinggi. Hal itu, menurutnya, bisa berdampak baik untuk perekomian petani lokal. Biasanya petani menjual biji cokelat mereka sangat murah ke tengkulak. “Kami biji cokelat dengan harga tiga kali lipat dari harga jual petani ke tengkulak," katanya.
Baca juga:
Nikmatnya Krakakoa Cokelat Lokal Asli Indonesia Hadir di KinKo Choco Lab
Pembelian cokelat yang dilakukan Krakakoa ke petani bukanlah dalam jumlah sedikit, melainkan hingga berton-ton. Satu petani, menurut Zihad, bisa menyediakan hingga 10 ton. “Meski jumlahnya besar, nyatanya petani lokal bisa menyanggupi kebutuhan pabrik. Selama 10 tahun Krakakoa berdiri, hasil biji cokelat petani di Lampung selalu konsisten penuhi kebutuhan pabrik,” ujarnya.
Tak hanya membeli biji cokelat dengan harga lebih tinggi, Krakakoa juga memberikan dukungan kepada petani lewat pembekalan pengetahuan. Pengetahuan yang diberikan meliputi cara menanam hingga panen sampai proses mengolah biji cokelat. Salah satu bentuk edukasi yang diberikan, kata Zihad, ialah cara petani menghadapi perubahan iklim yang membuat cuaca tidak stabil.
“Cuaca saat ini dari panas ke hujan lalu hujan ke panas. Kami berikan ini edukasi ke petaninya, bagaimana menanggulanginya. Apakah itu menggunakan plastik ketika menjemur cokelatnya di hamparan luas agar tidak kehujanan sehingga tetap bisa dijemur walaupun ada hujan," kata dia.
Zihad mengklaim sudah banyak petani yang terbantu dengan Krakakoa. Mereka mendapatkan keuntungan materi juga pengetahuan yang bertambah. "Alhamdulillah, petani semakin banyak mendapatkan harga jual layak. Mereka semakin banyak dapat ilmu dari kami,” ujar dia.
Pemberdayaan ini akan terus dilakukan pihaknya untuk perbaikan nasib petani lokal dan menghidupkan iklim pemberdayaan ekonomi yang apik dengan jenama lokal mendukung petani lokal. Krakakoa akan terus konsisten membuat produk cokelat dari petani lokal karena ingin mengenalkan cita rasa cokelat lokal ke dunia.
“Rasa cokelat milik Indonesia itu unik. Setiap daerah punya rasa autentik. Rasa autentik itu yang perlu diserbarluaskan,” tutupnya.(tka)
Baca juga:
Ternyata Konsumsi Susu Cokelat Belum Tentu Baik untuk Kesehatan