Komedi Keluarga 'Ngeri Ngeri Sedap'

Jumat, 10 Juni 2022 - Dwi Astarini

FILM Ngeri-Ngeri Sedap baru saja rilis. Film ini menjadikan komika-komika Indonesia sebagai pemeran tokoh utama. Siapa sangka, mereka mampu menyajikan dan menonjolkan sisi drama keluarga yang menyentuh hati. Padahal, biasanya seorang komika di dalam film hanya berperan sebagai 'pemanis' untuk memecah ketegangan.

Ngeri-Ngeri Sedap bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga asli Batak yang berhasil membesarkan anaknya hingga menjadi orang sukses. Keempat anak itu ialah Domu (Boris Bokir), Sharma (Gita Bebhita), Gabe (Lolox), dan anak terakhir Sehat (Indra Jegel). Dari keempat anak itu, hanya Sharma yang tinggal bersama Pak Domu (Asrwendy Bening Swara Nasution) dan Mak Domu (Tika Panggabean). Ketiga anak lainnya memilih untuk merantau ke Jawa.

BACA JUGA:

Film 'Naga Naga Naga' Jadi Momen Reuni Para Pemain

Seiring berjalan waktu, Pak Domu dan Mak Domu sangat merindukan anak-anak mereka. Terlebih lagi akan ada acara adat yang mengaharuskan semua keluarga berkumpul. Pak Domu dan Mak Domu meminta anak mereka satu per satu untuk pulang. Sayangnya, anak-anak Pak Domu dan Mak Domu menolak dengan dalih kesibukan masing-masing, padahal di balik itu mereka memendam masalah sendiri-sendiri.

film ngeri ngeri sedap

Film yang berdurasi 114 menit ini berlatar budaya dan adat suku Batak.(foto imdb)

Domu sebagai anak tertua dan juga pegawai BUMN sedang mempersiapkan pernikahan dengan seorang perempuan berdarah Sunda. Sayangnya, pernikahan itu tak direstui Pak Domu dan Mak Domu. Gabe sebagai anak kedua berprofesi sebagai pelawak, padahal oleh kedua orangtuanya sudah disekolahkan tinggi-tinggi. Hal itu membuat Pak Domu merasa malu dengan teman-temannya. Sahat sebagai anak terakhir diharapkan Pak Domu dan Mak Domu untuk mengurus mereka malah lebih memilih untuk mengurus orang lain di sebuah kampung di Jawa.

Karena gemas dengan kelakuan anak-anak mereka, Pak Domu dan Mak Domu merancang skenario untuk bercerai demi memaksa anak-anak mereka pulang. Anak-anak mereka yang mulai panik mendengar Pak Domu dan Mak Domu yang ingin bercerai langsung memutuskan untuk segera pulang ke kampung halaman untuk mendamaikan kedua orangtua mereka. Namun, di balik usaha mereka untuk mendamaikan kedua orangtua mereka, masalah-masalah mereka malah satu per satu muncul ke permukaan, membuat usaha mereka menjadi runyam.

BACA JUGA:

Hempaskan Insecure, Belajar PD dari K-Drama

Bene Dion Rajagukguk sebagai sutradara berhasil menghadirkan konflik keluarga yang relateable di semua kalangan walaupun dibungkus dengan kultur Batak yang sangat kental. Masalah-masalah dalam keluarga Pak Domu dan Mak Domu tersajikan dengan baik dan terasa nyata.

Salah satu yang mengena hati ialah Sharma sebagai anak perempuan harus menjembatani antara orangtua dan saudara-saudaranya. Di saat yang sama, Sharma juga bergelut dengan permasalahannya sendiri dan lebih memilih keluarganya. Bene berhasil menata porsi komedi dalam film Ngeri-Ngeri Sedap sehingga terasa pas dan tidak over agar pesan dalam film ini dapat tersampaikan dengan baik.

Film berdurasi 114 menit ini juga memperkenalkan budaya Batak dengan menghadirkan upacara adat Batak, mi gomak, dan mi sop yang mewakili kuliner tradisional khas Sumatra Utara. Tidak ketinggalan setting latar dari film Ngeri-Ngeri Sedap, menampilkan Rumah Bolon atau rumah adat Batak dan tepi Danau Toba.

Satu hal yang membuat unik film ini yakni semua pemainnya mayoritas berdarah Batak sehingga penggambaran sebuah keluarga Batak tersajikan dengan apik. Secara keseluruhan film ini menjadi salah satu film keluarga yang layak di tonton di bioskop.(DGS)

BACA JUGA:

Unjuk Gigi, Anggun Nyinden di Java in Paris

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan