Simak Lika Liku Evolusi 'Game' Pro Evolution Soccer

Minggu, 26 Agustus 2018 - Noer Ardiansjah

PENGGILA game sepak bola kenamaan Pro Evolution Soccer (PES) sedang menanti rilis resmi produk unggulan Konami teranyar PES 2019 (28/8).

Peluncuran kali ini bukan tanpa masalah. PES 2019 kehilangan lisensi liga dan klub ternama.

Konami melalui akun resminya memberitakan pihaknya tak menemui kata sepakat dengan pihak Borussia Dortmund.

"Borussia Dortmund sebelumnya termasuk ke dalam aset promosi untuk 'Pro Evolution Soccer 2019'. Tapi tolong dicatat jika sayangnya mereka tidak akan termasuk di dalam produknya," tulis pihak Konami.

Selain Borussia Dortmund, PES 2019 juga tak beroleh lisensi Liga Champions.

Tentu kisah tak beroleh lisensi liga dan klub besar Eropa bukan barang baru bagi Konami.

PES 2017 juga tak memiliki lisensi klub Borussia Dortmund. Klub tersebut tetap tersedia di perangkat tapi dengan nama, Jersey, dan lambang berbeda.

Meski begitu, penggila PES tetap setia bermain di gawai PlayStation, Xbox One, dan Komputer. PES telah menjadi bagian tumbuh kembang industri sepak bola dunia dari masa ke masa.

Di negara-negara Eropa serial game sepak bola ini mampu menggeser eksistensi FIFA di platform PlayStation. Sementara itu, serial game dibuat berdasarkan arahan Shingo "Seabass" Takatsuka (KCEJ) yang kini dikenal sebagai bapak Winning Eleven pada 1994 dengan nama awal International Superstar Soccer (ISS).

Winning Eleven. (Sumber: youtube.com)

Ketika ISS dirilis ke pasaran game, telah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kompetitornya saat itu seperti Striker, Kick Off, dan FIFA.

Bahkan konsumen mengakui, serial permainan tersebut memiliki sistem pengaturan operan yang lebih baik sehingga menyebabkan game ini memiliki cara yang rumit untuk menjebol gawang lawan jika dibandingkan FIFA atau game sejenisnya pada saat itu.

Era 1996

Winning Eleven 1996. (Sumber: youtube.com)

Era berikutnya, ISS mengalami pergeseran ke PSone dan berganti nama menjadi Goal Storm. Pada masa ini, serial video permainan Goal Storm lebih dikenal dengan Winning Eleven 96. Di Negeri Sakura dirilis berdekatan dengan ISS Deluxe dan hanya mendapat sedikit perbaikan sehingga serial ISS Deluxe saat itu lebih digemari.

Tak lama kemudian, ISS 64 diproduksi untuk Nintendo 64. Video permainan sepak bola tersebut merupakan peningkatan grafis menjadi 3D untuk ISS Deluxe, yang dulu ada di SNES, Australia.

Era 1998

Winning Eleven. (Sumber: youtube.com)

Di tahun ini, ISS 98 dirilis ke platform Nintendo 64, dan memiliki banyak perubahan dibandingkan prekuelnya. Semua bug yang terdapat dalam ISS 64 dihilangkan. Hal tersebut berdampak pada jalannya permainan yang lebih seimbang dan seru.

Dari Nintendo 64 pula, produk ISS semakin famillier di tengah masyarakat dunia, dan mulai memiliki penggemar tersendiri. Pada versi PSone game yang merupakan kembaran dari ISS 98 diberi nama ISS Pro 98. Game ini dibuat oleh KCET sehingga sedikit berbeda dengan ISS 98 yang dibuat oleh KCEO untuk konsol Nintendo 64.

ISS Pro 98 mengalami evolusi yang luar biasa dibandingkan ISS Pro sebelumnya, tetapi masih belum bisa dibandingkan dengan ISS 98 yang ada di Nintendo 64. Adapun markas KCET berada di Tokyo, sedangkan KCEO di Osaka.

Sementara, di tahun ini pula Winning Eleven 3 kembali dirilis ke pasaran. Persisnya pada Mei, dan mengalami peningkatan sistem pada Desember, sehingga menjadi Winning Eleven 3 Final Version.

Era 2000

Winning Eleven. (Sumber: youtube.com)

Pada tahun ini, Winning Eleven tengah memasuki masa kejayaannya. PES pun telah sampai pada judul Winning Eleven 2000 yang berhasil dirilis pada tahun 2001.

Di tahun itu pula, WE telah mengeluarkan lima seri video permainan sepak bola. Namun, permasalahan mulai banyak timbul. Perusahaan Konami yang berada di puncak justru tidak berevolusi seperti video game sebelumnya. Selain grafis, nama pemain dan perubahan komposisi dari tiap tim, baik negara maupun klub sepak bola, tidak ada hal signifikan.

Mode yang dimiliki masih sama, begitu pun dengan aturan main. Berbeda dengan FIFA yang dianggap kurang sukses kala itu. Lewat EA Sports mereka terus merancang formula agar video permainannya menjadi favorit.

Hal tersebut dikarenakan Konami tidak memiliki game engine yang baik dan mumpuni sehingga Winning Eleven tertinggal jauh dari FIFA. Terlebih lagi masalah lisensi yang tidak pernah mereka dapatkan hingga sekarang. Pada era ini pula, Winning Eleven mulai memperkenalkan nama Pro Evolution Soccer kepada para penggemarnya.

Era 2005

Winning Eleven. (Sumber: youtube.com)

Setelah melewati masa kejayaan, termasuk berhasil merilis PES 5, pada tahun ini Konami gagal membawa PES bersaing dengan kompetitor. Hal ini ditandai dengan peluncuran video game PES 2008.

Game tersebut sebenarnya masih bisa dibilang cukup ditunggu oleh penggemarnya kala itu. Sayangnya, PES 2008 tidak sesuai dengan harapan banyak orang.

Pada tahun ini pula, konsol rumahan sudah berkembang jauh. Game yang ada juga sudah memiliki grafis tingkat tinggi bila dibandingkan dengan game keluaran tahun 90an. Konsol yang sedang berkembang saat itu adalah PlayStation 3 dan Xbox 360.

PES 2008 dicap gagal karena grafis yang dimiliki terkesan tidak sempurna jika dimainkan di konsol generasi terbaru tersebut. Lagi-lagi masalah ini datang dikarenakan Konami tidak begitu peka dalam mengurus game engine milik mereka.

Mulai pada tahap ini, game sepak bola keluaran FIFA mampu mengejar PES bahkan beberapa orang menganggap, pada tahun 2005, FIFA sudah berada di atas, jauh meninggalkan PES yang masih berkutat dengan game mode itu-itu saja.

Era 2010

Winning Eleven 2010. (Sumber: youtube.com)

Seolah ingin memperbaiki kesalahannya, perusahaan Konami pada akhirnya memutuskan untuk mencari formula baru yang relevan agar video permainan PES kembali diminati oleh banyak orang.

Pada 2010, boleh dikatakan sebagai titik awal perjuangan PES dalam mengambil perhatian masyarakat dunia. Dengan menyematkan foto sampul Lionel Messi dan Fernando Torres, PES 2010 memiliki banyak perubahan signifikan. Salah satunya penambahan pengaturan strategi formasi yang cukup luas dan fitur online yang baik.

Tak hanya itu, PES 2010 juga merilis seri pertama untuk platform mobile, pada Juni dalam iOS. Kemudian, PES 2017 dirilis pada September 2016 lalu.

Dalam serinya itu, PES 2017 menambahkan fitur Match Analysis atau yang lebih dikenal dengan Versus Data. Fitur ini dirasa cukup penting bagi para pemain, karena Versus Data memungkinkan pemain untuk mengetahui kelemahan calon lawannya, sehingga bisa memakai strategi yang tepat.

Gebrakan tersebut, tak ayal mendapat respons positif dari masyarakat. FIFA pun kembali mendapat pesaing video permainan sepak bola yang masih banyak diminati. (*) Noer Ardiansjah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan