Kim Jong-un Larang Warganya Pakai Skinny dan Ripped Jeans

Senin, 31 Mei 2021 - annehs

KIM Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara baru saja membuat ketentuan yang berkaitan dengan gaya busana dan gaya rambut untuk warganya. Dilansir dari Sourcing Journal, Kim Jong-un melarang penggunaan skinny jeans dan ripped denim atau denim dengan robekan. Baginya, beberapa pakaian ini dianggap sebagai simbol dari gaya hidup kapitalis.

Ketentuan-ketentuan ini merupakan upaya Korea Utara untuk mencegah budaya kapitalistik yang sudah mulai merembes ke negara tersebut. Ketentuan ini pun disebarkan melalui surat kabar resmi Korea Utara yaitu Rodong Sinmun pada Kamis, (13/5) lalu.

Baca juga:

Korea Utara Hukum Mati Warga yang Gemar Drakor

Skinny jeans dianggap sebagai simbol gaya hidup kapitalis. (Foto: Unsplash/engin akyurt)

"Sejarah mengajarkan kita pelajaran penting, bahwa sebuah negara bisa menjadi rentan dan akhirnya runtuh seperti tembok lembap, terlepas dari kekuatan ekonomi dan pertahanannya, jika kita tidak berpegang pada gaya hidup kita sendiri," tulis pemerintah Korea Utara pada surat kabar tersebut, seperti dikutip dari Yonhap News.

"Kita harus waspada bahkan pada tanda sekecil apapun dari gaya hidup kapitalistik dan berjuang untuk menyingkirkannya."

Dalam pengumuman yang sama, ia juga melarang potongan rambut yang dianggap non-sosialis dan "anti-scial" seperti mullet, spike, dan rambut yang diwarnai. Kaos yang mendukung merek tertentu dan tindikan di bibir dan hidung juga dilarang.

Gaya rambut mullet. (Foto Telva)
Gaya rambut mullet. (Foto: Telva)

Dilansir dari Daily Mail, undang-undang baru ini mengatakan bahwa pria dan perempuan di Korea Utara hanya boleh memilih satu dari 15 gaya rambut yang ditentukan. Larangan ini ditujukan untuk memperingati kaum muda agar tidak mengikuti gaya hidup eksotis dan dekaden dari kapitalisme.

Baca juga:

Khawatir Kasus Pertama COVID-19, Korea Utara Menyatakan Keadaan Darurat

Dilansir dari News18, para pejabat di Korea Utara juga menindaklanjuti musik pop setelah popularitas grup musik K-Pop Korea Selatan seperti BTS dan Blackpink semakin meningkat di Korea Utara.

 BLACKPINK (Foto: YG Entertainment)
BLACKPINK. (Foto: YG Entertainment)

Salah satu situs propaganda rezim Korea Utara telah membandingkan musik pop dengan perbudakan. Dikatakan bahwa para artis dibuat terikat dengan kontrak yang sangat tidak adil.

Tertulis di situs tersebut bahwa para idol "Terikat pada kontrak yang tidak adil sejak usia dini, ditahan saat pelatihan dan diperlakukan bagai budak setelah tubuh, pikiran, dan jiwa mereka dirampok oleh konglomerat seni yang korup dan kejam."

Sebelumnya, Kim Jong-un juga melarang obat-obatan yang berasal dari Tiongkok di rumah sakit Pyongyang setelah seorang pejabat tinggi dilaporkan meninggal karena obat cocarboxylase buatan Tiongkok. (shn)

Baca juga:

[Hoaks atau Fakta]: Kim Jong Un Minta Dikritik

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan