Ketika Kapolda Bicara Kematian Korban Covid-19, Padahal Kemarin Mereka Masih Bercanda
Minggu, 04 Juli 2021 -
Merahputih.com - Polda Metro Jaya melakukan penyekatan pada beberapa titik ruas jalan di Jakarta guna mencegah mobilitas warga yang hendak keluar dari wilayahnya, Minggu (4/7). Angka kematian akibat Covid-19 yang sangat tinggi jadi alasan PPKM Darurat dilaksanakan.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Mohammad Fadil Imran, meminta masyarakat untuk merenungkan bagaimana kondisi orang di sekitar kita yang saat ini sudah tak berdaya di rumah sakit karena Covid-19.
Bahkan, orang-orang yang kita cintai meninggal karena Covid-19, padahal beberapa waktu lalu masih berbincang dan bercanda.
“Sudah berapa orang dekat kita apakah teman kerja, apakah keluarga, apakah teman bermain yang kemarin masih ada sekarang sudah tidak ada. Yang kemarin masih bercanda gurau dengan kita sekarang terbaring lemas dan butuh pertolongan di rumah sakit,” ujar Fadil saat meninjau penyekatan di Jakarta Timur, Minggu (4/7).
Dia pun mengimbau, masyarakat bahu membahu dan saling tolong menolong dengan mengurangi mobilitas di luar rumah. Itu demi menjaga orang sekitar kita agar tidak tertular virus Covid-19.

Sejauh ini, polisi masih melakukan edukasi dan memutar balik mereka yang tak berkepentingan. Fadil Imran meminta pengertian dari warga untuk tetap berada di rumah bila tak mendesak.
"Apakah saya harus keras mengusir Anda kembali ke rumah. Tolong sampaikan betul sama masyarakat," ujar Fadil.
Petugas di lapangan baik Polri, TNI, Satpol PP, Dishub harus memberi penjelasan kepada warga di pos penyekatan. Tak jarang para pengendara masih ngeyel sambil memberi berbagai alasan agar bisa melintas.
Hal ini justru sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kerumunan dan kemacetan. Padahal, tujuan penyekatan untuk mengurangi mobilitas warga. "Rekan-rekan lihat sendiri masih banyak dengan 1001 alasan tetap melakukan mobilitas. Padahal target kami cuma dia. Mengurangi mobilitas dan meniadakan kerumunan," jelas mantan Kapolda Jatim itu.
Fadil berharap peran dari RT dan RW bisa lebih ditingkatkan untuk mengingatkan warganya agar tetap berada di rumah. Warga juga harus sadar diri dan menahan diri tidak keluar rumah. Sehingga kepadatan tak perlu terjadi di titik-titik penyekatan.
"Tapi kalau Anda memilih untuk keluar kami akan memilih untuk melakukan tindakan tegas," ucap dia.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan penyekatan bukan sekadar pengaturan lalu lintas. "Jadi ketika melihat ada pembatasan jalan jalan. Ini bukan sedang mengatur arus lalu lintas. Ini sedang menyelamatkan kita semua," kata Anies.
Penyekatan dibuat kepolisian untuk membatasi mobilitas masyarakat. Tujuannya agar penularan virus corona bisa ditekan sehingga jumlah kasus bisa melandai.
Anies mengatakan masyarakat harus sadar kalau selama PPKM Darurat hanya mereka yang bekerja di bidang esensial dan kritikal yang diizinkan melewati pos penyekatan atau bekerja di luar rumah.
"Apakah kita termasuk dalam sektor itu (esensial dan kritikal) atau tidak. Bila tidak maka ikhtiarkan untuk di rumah, tetap di rumah," kata Anies di lokasi yang sama. (knu)