Kepastian Distribusi Produk Petani Milenial untuk Memenuhi Pasokan Dalam Negeri

Selasa, 08 Maret 2022 - P Suryo R

PETANI milenial di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tidak perlu khawatir dengan penyaluran produk hasil pertaniannya. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Eden Pangan Indonesia untuk pemberdayaan Petani Milenial.

Berdasarkan MoU ini, pihak EdenFarm berkomitmen melakukan penyerapan hasil produksi panen Petani Milenial yang berada di wilayah Kabupaten Bogor. Serta meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendampingan dalam proses budidaya dan kepastian pasar (offtaker).

Baca Juga:

Genjot Program Petani Milenial, RK Ingin Warga Raih Rezeki Kota dan Bisnis Mendunia

petani
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat menghadiri penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemda Provinsi Jabar dan PT Eden Pangan Indonesia. (Foto: Biro Adpim Jabar)

CEO EdenFarm David Setyadi Gunawan mengatakan pihaknya menggunakan teknologi Eden Collection Facility (ECF). Teknologi ini menjadi sentra komoditas EdenFarm yang mengoptimalkan rantai pasok. Termasuk memberikan pendampingan kepada petani dengan skema pola tanam yang terstruktur. Kemudian secara kontinu menyerap hasil produksi dari komoditas pertanian setempat.

“ECF bukan hanya berfungsi untuk mengumpulkan bahan pangan hasil para petani, tetapi juga berfungsi sebagai sarana penelitian. Tujuannya adalah supaya ilmunya bisa dikomunikasikan kepada petani dan meningkatkan hasil panennya, sehingga meningkatkan pendapatannya juga,” jelas David, di Eden Collection Facility, Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Sabtu (5/3/2022).

“Kami sangat mengapresiasi Program Petani Milenial milik Pemprov Jabar. Kami sangat bersyukur, bahwa pemerintah bisa melihat akar masalah itu. Dengan demikian doa kami dari manajemen, ECF bisa menjadi corong untuk membantu para petani di Jabar,” ungkapnya.

David mengatakan bahwa mereka menyalurkan tak kurang dari satu ton sayuran segar hasil petani di seluruh Jawa setiap bulannya. Total jumlah hasil produk dari Petani Milenial yang diserap oleh mereka sudah mencapai sekitar 70 ton hasil panen.

“Itu pun proporsinya masih kecil. Celahnya masih banyak yang bisa kita serap dari Petani Milenial, maupun petani di sekitar (lokasi) ECF,” kata David.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyambut baik MoU itu untuk memberdayakan para Petani Milenial. Menurutnya, teknologi pertanian mutlak harus dikuasai oleh para petani, yang diberikan pendidikannya oleh pemerintah, maupun CSR perusahaan.

Baca Juga:

Jadi Petani Urban Biar Makan Sehat Lebih Murah

petani
Program Petani Milenial, sebagai inovasi di bidang pertanian yang bertujuan untuk mendongkrak semangat masyarakat. (Foto: Biro Adpim Jabar)

“Karena memang kalau tidak meningkatkan produksi dengan pemanfaatan teknologi, petani kita akan semakin tertinggal. Saya atas nama Pemda Provinsi Jabar mengucapkan terima kasih kepada PT Eden yang telah menerima dan menampung hasil produk petani, bukan hanya di Bogor, melainkan juga di Garut dan Sumedang,” ucapnya.

Ia mengatakan, selama ini petani cenderung identik dengan kondisi finansial yang kurang sejahtera, sehingga minat masyarakat untuk menggeluti profesi di bidang pertanian sangat rendah.

Untuk itu, Pemda Provinsi Jabar menggagas Program Petani Milenial, sebagai inovasi di bidang pertanian yang bertujuan untuk mendongkrak semangat masyarakat, khususnya bagi generasi muda untuk mulai bertani dengan sentuhan kecanggihan teknologi.

“Petani identik dengan keluarga yang kurang sejahtera, maka orang saat ini cenderung tidak semangat lagi berkutat di bidang pertanian. Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan pertanian mengadakan inovasi-inovasi di bidang pertanian, termasuk didalamnya adalah Program Petani Milenial,” tuturnya.

Uu menilai, Program Petani Milenial berperan penting dalam meningkatkan kemampuan para petani, terutama terkait teknologi pertanian. Pengetahuan ini, katanya, diberikan oleh pemerintah, maupun melalui Program Social Corporate Responsibility (CSR) perusahaan guna meningkatkan kualitas produksi petani. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Teknologi Berkembang, Milenial Bisa Lirik Bisnis Pertanian

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan