Kenali Gejala Klinis Khas yang Biasa Dijumpai Pengidap Mpox
Jumat, 23 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Terdapat karakteristik gejala klinis pada kulit, seperti lesi atau ruam, yang khas dijumpai pada pengidap cacar monyet (Mpox).
Dokter spesialis kulit dan kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. dr. Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV menyebut, berdasarkan laporan wabah di 2022, lesi dan ruam yang dapat dijumpai pada pasien Mpox sering terjadi di area genital, anorektal atau di dalam mulut, dan biasanya berawal dari wajah.
Lebih lanjut, Fitria juga menyebut ruam tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh. “Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki,” jelasnya dilansir Antara, Kamis (22/8).
Baca juga:
WHO Tegaskan Mpox tak Menular lewat Udara
Selain itu, Fitria mengatakan lesi pada Mpox sering digambarkan sebagai nyeri, kecuali saat penyembuhan pasien sering mengeluhkan gatal. Dan biasanya lesi juga timbul bersamaan pada berbagai stadium atau disebut asinkron.
Adanya lesi pada area genital juga menyebabkan gejala pada rektal atau dubur seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur.
Fitria menjelaskan cacar air dan Mpox sama-sama menyebabkan ruam, namun ruam pada cacar monyet lebih padat, lepuhannya berisi cairan dan berakhir menjadi luka keropeng.
“Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air,” terang Fitria.
Baca juga:
WHO Umumkan Mpox Sebagai Kegawatdaruratan Kesehatan Global
Fitria menuturkan bahwa Mpox biasanya berlangsung selama 2 - 4 minggu. Meskipun gejalanya terlihat ringan, namun kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi hingga kematian terutama pada anak-anak, ibu hamil dan pasien dengan gangguan sistem imun.
Komplikasinya meliputi infeksi sekunder, pnuemonia, endefalitis, infeksi kornea hingga hilangnya penglihatan.
Pengobatan Mpox, kata Fitria, merupakan simtomatik yang fokus mengurangi gejala demam dan nyeri. Dan vaksin yang digunakan untuk cacar (smallpox) juga mampu memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.
Baca juga:
WHO tak Sarankan Vaksinasi Massal untuk Mpox
Berdasarkan data WHO di 2022, pemberian vaksin Mpox lebih fokus pada individu yang berisiko tinggi terpapar Mpox, seperti yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu, tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, petugas laboratorium dan seseorang yang kontak erat dalam waktu empat hari sejak paparan.
“Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Ketentuan lebih lanjut penggunaan vaksin di Indonesia akan diatur sesuai ketentuan yang berlaku,” pungkasnya. (*)