Kenakan Jubah Hitam dan Bersorban, Jamaah An-nadzir Lakukan Salat Idul Fitri Hari Ini
Senin, 03 Juni 2019 -
Merahputih.com - Jamaah An-Nadzir melakukan salat Idul Fitri 1440 Hijriah, Senin (3/6) di perkampungan Mukmin An-Nadzir di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bonto Marannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (3/6).
"Saalat Id ini dilakukan setelah penetapan 1 Syawal yang jatuh hari ini setelah perhitungan memantau bulan dan tanda-tanda alam," ujar Ketua Dewan Pengawas dan Penanggung Jawab Pendidikan dan Pembangunan Jamaah An-Nadzir Gowa, Ustadz M Samiruddin Pademmui seusai shalat Idul Fitri di Kabupaten Gowa, Sulsel, Senin (3/6).
BACA JUGA: Idul Fitri 2019 Jatuh Pada Selasa atau Rabu? Penentuannya Sore Ini
Menurut dia, penetapan 1 Syawal itu dengan melihat bulan purnama pada penanggalan syamsiah 14, 15 dan 16, lalu menghitung mundur sebelum tiga hari terakhir bulan Sya'ban. Pada saat itu mengamati terbitnya fajar siddiq. Selain itu, juga dapat mengamati dengan melihat tanda-tanda alam lainnya seperti puncak air laut pasang atau pasang konda atau arah angin bertiup.
Seusai salat Subuh, jamaah An-Nadzir sudah berbondong-bondong ke lokasi salat Id dengan menggunakan jubah khas yang didominasi warna hitam. Jamaah laki-laki menggunakan sorban dan umumnya berambut warna kecoklatan yang menjadi ciri khas jamaah ini.
 
Sedangkan jamaah perempuan, menggunakan gamis hitam dan mengenakan burka untuk menutupi wajahnya. Meski jauh dari kesan meriah karena jumlah jamaahnya cukup terbatas, tidak seperti jamaah pada hari raya pada umumnya, namun kekhusyuan jamaah tetap terlihat.
Setelah melakukan salat Idul Fitri, sebagaimana dikutip Antara, khatib membaca khutbah salat Idul Fitri yang mengusung tema Idul Fitri mengembalikan manusia kembali suci.
BACA JUGA: Kemenag: Sidang Isbat Wujud Kebersamaan Dengan Ormas Islam
"Setelah berpuasa sebulan lamanya dan memperbanyak beribadah shalat lail, tibalah di hari kemenangan ini," katanya.
Seusai membaca khutbah, Ustadz Samiruddin menutup dengan doa yang diaminkan oleh jamaah An-Nadzir, kemudian saling bersalaman sebagai tanda saling memaafkan kesalahan dan kekhilafan masing-masing. (*)





 
           
           
           
          