Kementan Dorong Peningkatan Produksi Sawit Buat Biodiesel 50
Kamis, 22 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Pemerintah tengah melakukann ujicoba biodiesel 50 atau B50, guna memajukan industri biodiesel dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Sementara Biodiesel 40 direncakan digunakan pada awal tahun 2025.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas tanaman sawit untuk mendukung program biodiesel 50.
Ia menyatakan, peningkatan produktivitas CPO memerlukan pemilihan bibit sawit unggul dan berkualitas, serta penggunaan teknik perawatan dan data sensor yang baik.
"Bibit (sawit) yang unggul, yang baik, treatment yang baik, memakai data sensoring dan seterusnya," kata Wamentan.
Baca juga:
1 Januari 2025 Ditargetkan Biodiesel 40 Mulai Dijual
Sudaryono mengimbau para petani sawit untuk membeli bibit yang bersertifikat guna meningkatkan hasil produksi. Hal ini bertujuan mendukung pemerintah dalam mewujudkan program biodiesel B50.
Potensi biodiesel B50 di Indonesia sangat besar, mengingat 60 persen CPO yang beredar di pasar global berasal dari Indonesia. Namun, ada berbagai isu penolakan, khususnya dari beberapa negara di Eropa.
Selain itu, kebutuhan pergeseran energi dari fosil ke energi terbarukan semakin mendesak. Dalam konteks ini, CPO perlu dikonversi menjadi biodiesel untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan.
Pemerintah Indonesia telah berhasil menerapkan B35, yaitu 35 persen dari biosolar yang digunakan berasal dari CPO. Kini, targetnya adalah meningkatkan kandungan biodiesel menjadi B50. (*)
Baca juga:
Biodiesel B50 Mulai Diujicobakan di Kalimantan Selatan