Kemenkes Belum Punya Data Lengkap Penyebab Bunuh Diri

Jumat, 11 September 2015 - Bahaudin Marcopolo

MerahPutih Kesehatan - Kasus bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri sampai saat ini belum bisa tercatat secara lengkap oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hal tersebut dibenarkan oleh Dr Eka Viora, Direktur Kesehatan Jiwa- Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes.

Menurutnya, permasalahan dari rumah sakit hingga individu masyarakat yang enggan didata menjadi penyebab utama pihak Kemenkes belum bisa mendata secara lengkap kasus bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri.

"Kalau kita cari dirumah sakit datanya tidak bagus pencatatan dan pelaporannya. Padahal banyak sekali. Jadi disana pendataannya diagnosis awal kaya dia minum racun atau apa. Tapi ketika pasiennya dirujuk ke psikiater pasiennya juga enggak mau," ucap Dr Eka Viora di gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (11/9).

Namun, Dr Eka melanjutkan, pihak Kemenkes tetap melakukan deteksi bunuh diri di Indonesia. Salah satunya adalah memberikan pelatihan khusus bagi para dokter agar bisa langsung mendiagnosis pasiennya.

"Kapasitas tenaga di Puskesmas itu berbeda. Kemampuan mereka untuk mendiagnosis penyakit berbeda sehingga kita membuat pelatihan untuk mereka agar bisa deteksi dini. Tapi setiap tahun kita hanya bisa memberikan dana ke provinsi, Kemenkes tidak bisa memberikan pelatihan langsung," katanya.

Selain itu, pihak Kemenkes juga sedang bekerja sama dengan WHO untuk dapat mendata penyebab-penyebab bunuh diri di Indonesia.

"Kemudian yang kita lakukan, kita bekerja sama dengan WHO. Kami sedang menyusun data-data baik dari kepolisian ataupun rumah sakit. Sebetulnya sudah ada pembicaraan dengan kepolisian karena data yang paling lengkap untuk kasus bunuh diri ada disana tapi untuk pencobaan bunuh diri tentu ada dirumah sakit," jelasnya. (yni)

Baca juga: 

Bunuh Diri dan Upaya Pencegahannya

Kemenkes Setuju Cukai Rokok Bantu BPJS

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan