Kasus Novel Bikin Bekas Bos KPK Tidak Percaya Jokowi
Rabu, 24 Juli 2019 -
MerahPutih.com - Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menilai sampai saat ini belum terlihat kesungguhan para elit politik dalam memberantas korupsi. Busyro juga meyangsikan sikap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ke depannya dalam memberantas rasuah.
"Sejak dulu korupsi selalu dimainkan aktor politik yang di birokrasi negara. Sejak 15 tahun hingga sekarang dan ke depan tidak ada tanda-tanda kesungguhan elit," kata Busyro saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (24/7).
Baca Juga: Pelaku Penyerangan Novel Kenakan Sarung Tangan Agar Tak Terdeteksi
Ada sejumlah indikator hingga Busyro menyatakan hal tersebut. Yang paling nyata, kata Ketua PP Muhammadiyah itu penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang tak kunjung terungkap.

"Kasus teror (air keras) terhadap Novel yang hakikatnya teror terhadap KPK dan gerakan pemberantasan korupsi, begitu juga hasil TPF (Tim Pencari Fakta) bentukan Kapolri yang justru menyudutkan sdr Novel, serta langkah Pansel (Capim KPK Jilid V) yang super aneh, adalah sebagian saja indikator tidak seriusnya pemerintah dan elit politik dalam membasmi korupsi," tegas Busyro.
Baca Juga: TGPF Kasus Novel Tanggapi Isu Keterlibatan Petinggi Polri
Meski demikian, Busyro mendorong masyarakat madani agar tetap mendukung pemberantasan korupsi. Tetap memerangi korupsi bersama media, ormas agama, NGO, dan kelompok-kelompok akademisi atau dari perguruan tinggi.
"Lihat kabinet yang jika menjadi kabinetnya oligarki politik dan bisnis, apa yang harus dilakukan masyarakat madani, seperti media, ormas agama, perguruan tinggi, NGO? Soal pilihan moral," tutup Busyro. (Pon)
Baca Juga: Tim Bentukan Kapolri Gagal Ungkap Kasus Penyerangan Novel Baswedan