Jual 49 Persen Saham, Ford Resmi Tinggalkan Rusia
Minggu, 30 Oktober 2022 -
BEBERAPA produsen mobil secara resmi telah meninggalkan Rusia. Kini, Ford menyusul lewat pengumuman pada hari Rabu (26/10) bahwa mereka telah menjual 49 persen sahamnya di Sollers Ford Joint Venture, demi mengakhiri semua operasi di negara itu.
Produsen mobil itu baru saja meninggalkan Rusia karena sanksi terkait perang di Ukraina terus memperumit operasi bisnis. Ford telah menangguhkan pekerjaan di Rusia pada bulan Maret, menghentikan manufaktur, pasokan suku cadang, TI, dan dukungan teknik.
Ford mentransfer sahamnya dengan nilai nominal ke joint venture, dengan tujuan mempertahankan opsi selama lima tahun untuk membelinya kembali jika situasi global berubah, demikian dilaporkan Motor1.
Baca juga:
Ford Rilis Edisi Holman Moody Heritage, Penghormatan untuk Le Mans

Mercedes adalah pabrikan mobil lain yang mengumumkan bahwa mereka juga akan meninggalkan Rusia minggu ini. Selama presentasi hasil keuangan kuartal ketiga, perusahaan mengungkapkan bahwa mereka telah menjual asetnya. Mercedes menghentikan produksi lokal dan berhenti mengekspor kendaraan ke negara itu.
Aset pabrikan mobil asal Jerman itu dijual ke Avtodom, sebuah rantai diler mobil lokal di Rusia, dan mereka bukan satu-satunya yang melakukan langkah tersebut saat hendak meninggalkan Rusia. Nissan dan Renault juga menerapkan langkah serupa di awal tahun, menjual aset dan saham ke perusahaan lain.
Sementara Lamborghini, Honda, dan BMW, juga telah menghentikan operasi bisnis mereka di Rusia sejak awal invasi, dengan beberapa bahkan menyumbangkan uang perusahaan ke Ukraina. Pabrikan Jepang lainnya yang telah hengkang dari Rusia adalah Toyota.
Baca juga:
Uni Eropa Sepakat Larang Penjualan Mobil Bensin dan Diesel Mulai 2035

Pabrikan otomotif terbesar di dunia itu telah mengakhiri operasi manufaktur mereka di Rusia akhir bulan lalu, setelah melihat tidak adanya indikasi bahwa operasi bisnis bisa dimulai kembali di negara tersebut. Fasilitas Saint Petersburg telah menghentikan operasinya sejak bulan Maret lalu.
Padahal, pabrik itu merupakan salah satu yang cukup besar, dapat membangun 100 ribu kendaraan per tahun dan menghasilkan model seperti Camry dan RAV4. Produksi di fasilitas itu dimulai pada 2007. Namun, Toyota berjanji akan membantu karyawan dalam mendapatkan pekerjaan kembali melalui pelatihan dan dukungan lainnya. (waf)
Baca juga:
Ford GT Berkelir Logo Nike dan Air Jordan, Hanya 1 Unit di Dunia