Jual 49 Persen Saham, Ford Resmi Tinggalkan Rusia
Ford tak melihat operasi bisnis bisa dijalankan kembali di Rusia. (Foto: Ford)
BEBERAPA produsen mobil secara resmi telah meninggalkan Rusia. Kini, Ford menyusul lewat pengumuman pada hari Rabu (26/10) bahwa mereka telah menjual 49 persen sahamnya di Sollers Ford Joint Venture, demi mengakhiri semua operasi di negara itu.
Produsen mobil itu baru saja meninggalkan Rusia karena sanksi terkait perang di Ukraina terus memperumit operasi bisnis. Ford telah menangguhkan pekerjaan di Rusia pada bulan Maret, menghentikan manufaktur, pasokan suku cadang, TI, dan dukungan teknik.
Ford mentransfer sahamnya dengan nilai nominal ke joint venture, dengan tujuan mempertahankan opsi selama lima tahun untuk membelinya kembali jika situasi global berubah, demikian dilaporkan Motor1.
Baca juga:
Ford Rilis Edisi Holman Moody Heritage, Penghormatan untuk Le Mans
Mercedes adalah pabrikan mobil lain yang mengumumkan bahwa mereka juga akan meninggalkan Rusia minggu ini. Selama presentasi hasil keuangan kuartal ketiga, perusahaan mengungkapkan bahwa mereka telah menjual asetnya. Mercedes menghentikan produksi lokal dan berhenti mengekspor kendaraan ke negara itu.
Aset pabrikan mobil asal Jerman itu dijual ke Avtodom, sebuah rantai diler mobil lokal di Rusia, dan mereka bukan satu-satunya yang melakukan langkah tersebut saat hendak meninggalkan Rusia. Nissan dan Renault juga menerapkan langkah serupa di awal tahun, menjual aset dan saham ke perusahaan lain.
Sementara Lamborghini, Honda, dan BMW, juga telah menghentikan operasi bisnis mereka di Rusia sejak awal invasi, dengan beberapa bahkan menyumbangkan uang perusahaan ke Ukraina. Pabrikan Jepang lainnya yang telah hengkang dari Rusia adalah Toyota.
Baca juga:
Uni Eropa Sepakat Larang Penjualan Mobil Bensin dan Diesel Mulai 2035
Pabrikan otomotif terbesar di dunia itu telah mengakhiri operasi manufaktur mereka di Rusia akhir bulan lalu, setelah melihat tidak adanya indikasi bahwa operasi bisnis bisa dimulai kembali di negara tersebut. Fasilitas Saint Petersburg telah menghentikan operasinya sejak bulan Maret lalu.
Padahal, pabrik itu merupakan salah satu yang cukup besar, dapat membangun 100 ribu kendaraan per tahun dan menghasilkan model seperti Camry dan RAV4. Produksi di fasilitas itu dimulai pada 2007. Namun, Toyota berjanji akan membantu karyawan dalam mendapatkan pekerjaan kembali melalui pelatihan dan dukungan lainnya. (waf)
Baca juga:
Ford GT Berkelir Logo Nike dan Air Jordan, Hanya 1 Unit di Dunia
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Penutupan Feders Gathering 2025 Jadi Ajang Temu Komunitas Motor Matic
Peduli Bencana Sumatera Utara: Bantuan Pakaian dan Layanan Penggantian Oli Gratis untuk Warga Terdampak
VinFast Resmikan Pabrik Kendaraan Listrik di Subang, Tegaskan Komitmen Lokalisasi di Indonesia
Riding Bareng hingga Sharing Session, 'Sowan Nyaman' Rangkul Komunitas Motor Matic
Menilik Deretan Mobil Baru Mejeng di Ajang Otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week 2025
Berakhir Besok, ini Daftar Mobil Listrik dan Motor yang Bisa Dijajal di GJAW 2025
Mengusung Filosofi Travel+, JETOUR T2 Siap Jadi Partner Adventure di Indonesia
Jajal Kendaraan Listrik Tanpa Keluar Gedung, GJAW 2025 Tawarkan EV Test Drive Indoor
5 Mobil SUV yang Meluncur di GJAW 2025, Ada Suzuki Grand Vitara hingga BJ30 Hybrid FWD
3 Mobil Hybrid Suzuki yang Rilis selama 2025, Siap Jadi Primadona Baru!