Jakarta Semalam Mendadak Gelap, Ada Apa?

Minggu, 27 Maret 2022 - Yudi Anugrah Nugroho

AREA SCBD mendadak gelap tepat pukul 21.30 WIB, (26/3). Tak hanya fasad gedung bertingkat, lampu penerangan jalan pun padam. Dari kejauhan tampak cahaya merah dari lampu lalin milik polisi lalu lintas bergerak ke kiri-kanan mengatur laju kendaraan.

Baca juga:

Yuk Selamatkan Bumi dengan 5 Hal Sederhana Ini

Tak hanya area SCBD, beberapa jalan di Jakarta turut padam serempak tepat pukul 21.30 WIB. Pemadaman lampu pada beberapa tempat di Jakarta bertepatan dengan peringatan Earth Hour.

Kegiatan global demi meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim tersebut diselenggarakan selama 60 menit pada hari Sabtu di ujung bulan Maret. Bahkan, Earth Hour diatur lewat lnstruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pemadaman Lampu dalam Rangka Aksi Hemat Energi dan Pengurangan Emisi Karbon.

earht hour
Pemadaman lampu merupakan peringatan Earth Hour. (Pixabay-Pavlofox)

Gubernur Jakarta Anies Baswedan lewat tayangan virtual di Instagram @dinaslhdki mengajak warga Jakarta mematikan lampu selama 60 menit guna mendukung prorgram Earth Hour mulai pukul 20.31 hingga 21.30 WIB.

"Earth Hour merupakan sebuah gerakan. Ini gerakan nyata untuk sama-sama menciptakan kesadaran tentang pentingnya menjaga masa depan bumi untuk Bumi kita tempati ini bisa lebih lestari," kata Anies Baswedan.

Baca juga:

Cintai Bumi dengan Cara Liburan Ramah Lingkungan di Selandia Baru

Ide awal gerakan Earth Hour digagas Co-Founder Earth Hour, Andy Ridley, kemudian berkembang dengan kerjasama antara WWF-Australia, Leo Burnett, dan Fairfax Media untuk mengatasi isu perubahan iklim.

Kenapa Earth Hour Diperingati Setiap 26 Maret?
Earth Hour dilakukan selama 60 menit. (Foto: Pexels/Olya Kobruseva)

Pada 2007, masih ada tingkat skeptimisme dan penolakan terhadap isu perubahan iklim. Earth Hour menggalang orang-orang pada realitas perubahan iklim dan memulai dialog tentang sumbangsih tiap individu untuk membantu mengatasi masalah perubahan iklim.

Earth Hour diselenggarakan tiap akhir pekan kedua hingga terakhir di Maret bertepatan dengan sekitar waktu ekuinoks musim semi dan musim gugur di belahan bumi utara dan selatan. Hal ini memungkinkan waktu matahari terbenam hampir secara kebetulan di kedua belahan bumi, sehingga memastikan dampak visual terbesar untuk acara mematikan lampu global.

Seiring berjalannya waktu, Earth Hour seolah menjadi pokok penting dari kesadaran lingkungan. Mengurangi jejak karbon menjadi semangat bersama tiap individu untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. (*)

Baca juga:

Earth Hour, Solidaritas umat Manusia untuk Bumi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan