ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu
Kamis, 18 September 2025 -
Merahputih.com - Peneliti Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS), Edna Caroline, menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto menunjuk Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) bukanlah didasari oleh rasa dendam masa lalu. Sebaliknya, Prabowo lebih mengedepankan pengalaman dan kedekatan personal.
"Presiden Prabowo tetap berusaha untuk tidak mengutamakan dendam tetapi masih merujuk pada pengalaman dan hubungan personalnya di masa lalu," kata Edna dalam siaran pers, Kamis (18/9).
Baca juga:
Begini Kata Menko Polkam Djamari Chaniago Soal Desakan Reformasi Polri
Dendam masa lalu yang dimaksud adalah fakta bahwa Djamari pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang merekomendasikan pemecatan Prabowo pada tahun 1998.
Namun, menurut Edna, Prabowo memilih melantik Djamari karena pertimbangan lain yang lebih kuat, yaitu rekam jejak militer dan kedekatan mereka sejak masih di AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata RI).
Saat di AKABRI, Prabowo dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin merupakan satu angkatan (1974), sementara Djamari adalah senior mereka (angkatan 1971). Sebagai senior, Djamari menjadi "pengasuh" bagi angkatan Prabowo dan Sjafrie.
Hubungan personal yang erat inilah yang terjaga hingga sekarang, bahkan membawa Djamari bergabung dengan Partai Gerindra setelah pensiun dari dinas militer.
Baca juga:
Dilantik Jadi Menko Polkam, Segini Harta Kekayaan Djamari Chaniago
Kedekatan ini diperkuat dengan pengalaman Djamari yang mumpuni di dunia militer. Ia pernah menjabat posisi-posisi strategis seperti Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) dan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Djamari juga memiliki pengalaman politik sebagai anggota MPR pada 1997-1998.
Dengan latar belakang dan hubungan historis yang sama, Edna yakin bahwa ketiga tokoh, yaitu Prabowo, Djamari, dan Sjafrie, akan memiliki sinergi yang kuat dalam menentukan kebijakan di bidang politik dan keamanan.
"Merujuk pada circle polkam di mana Prabowo, Djamari, dan Sjafrie merupakan teman-teman lama, bisa diduga tidak ada suara yang berbeda dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait Polkam," tutup Edna.