Intip Keistimewaan Kopi Termahal Dunia

Selasa, 08 Mei 2018 - P Suryo R

APA yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata Geisha? Kamu pasti akan membayangkan sesosok wanita Jepang mengenakan kimono lengkap dengan riasan wajah berwarna putih pucat. Pendapat tersebut benar. Namun, para gadis Jepang sepertinya harus rela berbagi nama dengan biji kopi asal Ethiopia.

Sama seperti para gadis Geisha. Kopi Geisha juga menjadi primadona dalam dunia kopi. Kopi ini mulai mencuri perhatian dunia sejak 2004 saat menjuarai Best of Panama competition, sebuah kompetisi coffee cupping yang diselenggarakan Specialty Coffe Association of Panama (SCAP).

Kopi ini mendapatkan nilai penawaran tertinggi di pelelangan. Biji kopi ini dibanderol dengan harga lelang lebih kurang Rp294 ribu per pon. Angka tersebut terus meningkat pada setiap tahunnya. Di tahun 2006, biji kopi Geisha ditawar dengan harga Rp1,8 juta per pon. Sejak saat itu selama beberapa tahun kopi ini langganan menjadi juara dalam berbagai kejuaraan kopi bergengsi dunia.

hendri kurniawan
Hendri Kurniawan, Kopi Geisha sudah ditanam dimana-mana tapi tak seistimewa di tempat asalnya. (Foto: MP/Rizky Fitrianto)

Biji kopi ini pertama kali ditemukan di pegunungan Gesha, di bagian barat daya Ethiopia pada 1930. Beberapa faktor membuat para petani kopi di Gesha tak lagi membudidayakan kopi ini. Bibit kopi Gesha kemudian dibawa oleh Rudolph A Peterson ke Panama pada 1967. Peterson menamakan perkebunan kopi di Panama dengan nama Hacienda La Esmeralda. Hingga saat ini, di bawah Hacienda La Esmeralda, klan Peterson menjadi petani kopi Geisha yang utama. Keluarga Peterson pulalah yang membawa biji kopi Geisha ke kejuaraan kopi yang diselenggarakan Specialty Coffee Association of Panama pada 2004 silam.

Pohon-pohon Geisha tumbuh tinggi dan dapat dibedakan dari daunnya yang panjang dan indah. Di Panama, biji kopi Geisha dikembangkan pada sejumlah dataran tinggi yang memiliki ketinggian berbeda-beda. Semakin tinggi tempat penanaman biji kopi gesha, maka semakin baik kualitasnya.

Dataran tinggi pertama yakni Renacimiento dengan ketinggian sekitar 1500 meter. Dataran tinggi ini dekat dengan Kosta Rika. Dataran tinggi kedua adalah Volcan-Candela yang memiliki ketinggian 1600 meter. Selain kopi Geisha, distrik ini dikenal menghasilkan bahan makanan Panama berkualitas tinggi. Dataran tinggi terakhir adalah Boquete. Dataran tinggi ini merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 1900 meter. Kondisi topografinya membuat cita rasa biji kopi Geisha di daerah ini menjadi istimewa.

kopi geisha
Kopi Geisha yang berasal dari Ethiopia, dikembangkan di Panama. (Foto: Daily Coffee News)

Selain ketinggiannya, pakar kopi, Hendri Kurniawan mengungkapkan faktor yang menentukan biji kopi ini menjadi varietas paling unggul adalah benih yang bagus, tanah yang cocok, microclimate, curah hujan, dan cahaya matahari. “Biji kopi ini mulai ditanam dan dibudidayakan di mana-mana namun hasilnya belum seistimewa yang ditanam di tempat asalnya,” ucap Hendri saat ditemui di Soft Opening of ABCD School of Coffe, Senin (7/5).

Kopi Gesha memiliki cita rasa yang khas dan unik. Ketika diracik, kopi ini menguarkan aroma bunga yasmin. Kopi tersebut juga memiliki cita rasa citrus, mangga, papaya, peach, nanas, dan jambu. Kopi Geisha juga memiliki after taste yang unik yakni minyak bergamot dan kulit jeruk. Terkadang, kopi Geisha juga beraroma vanilla atau marshmellow.

Keistimewaan yang dimiliki varietas biji kopi ini membuat para barista kerap menjadikannya biji kopi pilihan saat mengikuti kompetisi barista dunia. Kendati demikian, tak banyak kedai kopi yang menyediakan kopi Geisha dalam menunya. Alasan utama, tentu saja mereka tak ingin merogoh kocek yang lebih dalam untuk mendatangkan biji kopi hijau ini. Selain itu, tak banyak konsumen tertarik dengan kopi ini. mayoritas konsumen tak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap profil kopi Geisha. (avia)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan