Inovasi Terbaru pada Sepatu Ikonik Superstar XLG

Jumat, 21 Juli 2023 - Hendaru Tri Hanggoro

SEJAK peluncuran Adidas Originals Superstar pada 1969, sepatu lekas mendapat tempat di dunia sneakers. Sepatu basket ini juga mendominasi jalanan selama puluhan tahun hingga hari ini.

Sebagian besar Gen Z menyukai model klasik Superstar. Fitur retro sneakers ini masih terlihat meski sepatu ini mendapat sentuhan inovasi berkali-kali.

Namun, tidak peduli berapa banyak perubahan yang telah dilaluinya, kenyamanan tidak pernah dikompromikan. Seri XLG terbaru adalah salah satu contoh dari beberapa racikan tersebut.

Melansir dari laman Goodreads, Peter Hook, musisi rock Amerika Serikat berbagi pernyataan bahwa Adidas memproduksi sepasang sepatu olahraga Haçienda edisi terbatas yang dirancang oleh Yohji Yamamoto.

Baca juga:

Adidas Beraksi dalam Lindungi Planet Bumi Melalui 'Move For The Planet'

adidas
Seri XLG terbaru ini adalah perwujudan salah dari beberapa racikan demi sebuah inovasi dan kenyamanan. (Foto: Dok. adidas)

Sepatu ini dijual dengan harga 345 Pound sterling atau sekira Rp 6 juta. Namun, orang-orang harus rela untuk mengantri sejak tengah malam agar menjadi yang pertama masuk toko untuk membeli sepasang sepatu tersebut. Sepatu tersebut ludes dalam waktu dua puluh menit.

Memahami tuntutan Gen Z, XLG hadir dalam dua warna, hitam dan putih. Sepatu ini sudah mulai dijual pada 17 Juli 2023. Dengan sol luar karet dan lapisan tekstil, Superstar ini tersedia di semua toko Adidas dan situs web. Sepatu ini dijual dengan harga USD 140 atau sekira Rp 2 juta.

Kenyamanan dan bantalan model superstar ini sangat bagus sehingga menjadi merek favorit bagi lebih dari 80% pemain bola basket hanya dalam waktu empat tahun setelah diluncurkan.

Baca juga:

Koleksi Stan Smith Adidas Musim Semi/Gugur 2023

adidas
Sepatu ini sudah mulai dijual pada 17 Juli 2023 dengan kisaran harga USD 140 atau sekira Rp 2 juta. (Foto: Dok. adidas)

Ketika perang sepatu kets terjadi di antara semua merek populer, Converse's All-Star merajai lapangan basket. Oleh karena itu, desainer Adidas, Chris Severn, memutuskan untuk fokus pada kekurangan produknya.

Memahami kerentanan merek saingannya Converse, mereka merancang Superstar untuk menutup kegagalan Converse. Mereka menggunakan bahan kulit, bukan kanvas, dan mendesak para pemain untuk mencobanya. Untuk mendapatkan respons yang tinggi, Chris Severn dan timnya sering mengunjungi lapangan basket.

Jadi, evolusi Superstar didasarkan pada metode coba-coba dengan pemahaman akan permintaan audiens. Wah menarik nih, kamu bisa tambahkan seri sneaker ini didalam koleksimu! (dgs)

Baca juga:

Adidas Bakal Jual Tumpukan Sepatu Yeezy dan Donasikan Keuntungannya

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan