Indonesia Dukung Peran APEC Hadapi Tantangan Global

Jumat, 16 Mei 2025 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menghadiri Sesi Pembukaan Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC Ministers Responsible for Trade, atau APEC MRT) 2025, Kamis, (15/5) di Jeju, Korea Selatan. APEC MRT akan digelar selama dua hari, 15 - 16 Mei 2025.

Ada tiga isu utama yang akan dibahas, yaitu inovasi perdagangan menggunakan kecerdasan buatan, sistem perdagangan multilateral, dan perdagangan berkelanjutan.

"Kami harap, APEC MRT 2025 akan berjalan konstruktif. Kami juga berharap, APEC MRT akan menghasilkan berbagai solusi dan gagasan dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini," kata Mendag Busan saat mengikuti sesi pembukaan, Kamis, (15/5).

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Investasi, dan Energi Korea Selatan sekaligus Chairman APEC MRT 2025, Inkyo Cheong menyampaikan dalam sesi pembukaan, peran APEC menjadi semakin nyata di tengah berbagai tantangan yang muncul di hadapan sistem perdagangan multilateral. Ia berharap, hasil diskusi pada APEC MRT 2025 akan mencapai seluruh dunia.

Mendag Cheong juga mengatakan, Pulau Jeju telah lama menjunjung nilai kemasyarakatan di segala aspek kehidupan. Ia berharap pertemuan (APEC) MRT hari ini akan memberi fondasi kuat bagi dialog dan kolaborasi untuk mengatasi tantangan politik dan ekonomi, serta berbagai ketidakpastian.

Baca juga:

Kemendag: Penjajakan Bisnis UMKM April 2025 Catatkan Transaksi Rp 722,76 Miliar

Pertemuan APEC MRT dilanjutkan dengan sesi pertama, yaitu diskusi bertema “Inovasi Kecerdasan Buatan untuk Fasilitasi Perdagangan” pada hari yang sama.

Dalam sesi tersebut, Busan menyampaikan, berkembangnya kecerdasan buatan dan teknologi digital semakin menuntut para Ekonomi APEC menjembatani kesenjangan pembangunan antar-Ekonomi. Hal ini untuk memastikan perdagangan digital dapat dinikmati seluruh Ekonomi APEC secara adil dan berkelanjutan.

"Kita dapat memastikan manfaat perdagangan digital dapat diakses merata oleh seluruh lapisan masyarakat di kawasan. Upaya ini diwujudkan melalui inovasi, kolaborasi, dan kebijakan yang berprinsip," kata Mendag Busan dalam sesi tersebut.

Ia menyampaikan, upaya APEC mengatasi kesenjangan pembangunan dapat ditempuh dengan investasi yang berkelanjutan dalam infrastruktur digital, pertukaran praktik terbaik, pelaksanaan program peningkatan kapasitas secara terarah, serta pengembangan keterampilan digital bagi tenaga kerja di seluruh kawasan.

"Pada saat yang sama, APEC juga diharapkan dapat terus memimpin dalam pembentukan kerangka regulasi yang adil, adaptif, dan berpandangan ke depan; menjaga iklim persaingan usaha yang sehat; serta mendorong penyederhanaan prosedur fasilitasi perdagangan demi mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," kata Mendag Busan.

Baca juga:

China Lagi Butuh, Kemendag Naikkan Harga Patokan Ekspor Konsentrat Tembaga 3,8%

Mendag Busan pun mengemukakan potensi manfaat kecerdasan buatan dan teknologi digital untuk inovasi. Inovasi ini berperan penting menyederhanakan prosedur perdagangan; memperkuat ketahanan rantai pasok; memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui platform digital; serta merevolusi cara memfasilitasi perdagangan lintas batas.

Selain itu, Mendag Busan juga menyampaikan tantangan-tantangan signifikan di balik peluang transformasional dari kecerdasan buatan dan teknologi digital.

Misalnya, kesenjangan digital yang semakin lebar, ketimpangan akses teknologi, potensi gangguan terhadap pasar tenaga kerja, tata kelola data, infrastruktur digital, hingga potensi serius penyalahgunaan teknologi untuk mengeksploitasi perilaku konsumen.

Untuk mengatasi hal tersebut, Mendag Busan mendorong APEC untuk membangun ekosistem digital yang inklusif. Inklusivitas tersebut juga akan mendukung Ekonomi APEC mewujudkan Visi Putrajaya 2040 demi kesejahteraan seluruh masyarakat APEC.

"Dalam menghadapi dinamika tersebut, APEC memiliki peran yang sangat strategis untuk membentuk ekosistem digital kawasan yang inklusif, terbuka, dan saling terhubung. Oleh karena itu, kerja sama regional yang diperkuat, peningkatan interoperabilitas, serta komitmen untuk tidak meninggalkan siapa pun menjadi hal yang esensial," kata Mendag Busan. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan