Indahnya Gua Batu Cermin, Destinasi Wisata yang Ngehits di Labuan Bajo

Kamis, 11 April 2019 - Zulfikar Sy

LABUAN Bajo merupakan salah satu destinasi wisata paling terkenal di kawasan timur Indonesia. Labuan Bajo terkenal karena termasuk Taman Nasional Komodo, terdapat banyak pantai indah, dan wisata pulau.

Tapi tak cuma komodo dan pantai-pantainya, Labuan Bajo juga memiliki objek wisata outdoor terkenal bernama Gua Batu Cermin. Buat wisatawan yang gemar berpetualang dan menyukai sejarah, Gua Batu Cermin layak dikunjungi.

Desa Labuan Bajo tepatnya terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasi Gua Batu Cermin sendiri cukup mudah diakses dari pusat kota.


1. Gua Batu Cermin mampu memantulkan cahaya dengan baik

Gua Batu Cermin. (Foto: instagram.com/medha_id)
Gua Batu Cermin atau warga lokal menyebutnya Watu Sermeng. (Foto: instagram@medha_id)

Gua Batu Cermin oleh warga sekitar disebut Watu Sermeng. Gua itu mampu memantulkan cahaya di dinding batu sehingga merefleksikan cahaya kecil ke areal lain dalam gua, sehingga terlihat seperti cermin. Gua Batu Cermin juga kedap suara, karena memiliki kemampuan meredam bunyi, sehingga tidak ada suara yang bergema.

“Gua ini tidak bagus untuk memantulkan suara, tapi bagus untuk memantulkan cahaya,” jawab Mario, pemandu wisata Gua Batu Cermin, seperti dikutip Arah Destinasi.

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Bingung Liburan ke Mana? Curug Ngebul yang Tranding di Media Sosial Ini Bisa Jadi Pilihan


2. Akses mudah Gua Batu Cermin membuatnya semakin diminati pelancong

Gua Batu Cermin. (Foto: instagram.com/elmasoedirman)
Akses ke Gua Batu Cermin sangat mudah. (Foto: instagram@elmasoedirman)

Letak Gua Batu cermin hanya sekitar 15 menit dari pusat kota dengan kendaraan bermotor. Jalanan yang dilewati juga relatif mulus, beraspal, dengan deretan bukit hijau serta pepohonan di sepanjang jalan.

Di pintu masuk kawasan wisata Gua Batu Cermin, kamu akan menemukan sebuah warung makan dan area parkir cukup luas. Setelah membeli tiket, para pengunjung harus berjalan sekitar 300 meter untuk mencapai gua. Terdapat deretan pohon bambu yang rimbun dan memanjakan mata. Sesekali bisa melihat beberapa monyet bergelantungan atau sekadar duduk-duduk di kanan-kiri.

3. Gua Batu Cermin asalnya terdapat di dasar laut

Gua Batu Cermin. (Foto: instagram.com/nisa_nice)
Konon Gua Batu Cermin jutaan tahun lalu berada di dasar laut. (Foto: instagram@nisa_nice)

Dalam perjalanan menuju mulut gua, ada pagar berwarna hijau sekaligus bongkahan batu-batu besar. Menurut sang pemandu Mario, Gua Batu Cermin ini pertama kali mendapat perhatian dunia pada 1951 berkat penelitian arkeolog sekaligus misionaris asal Belanda, Theodore Verhoven.

“Jutaan tahun lalu, posisi gua ini ada di bawah laut. Dulu, sempat ada pergeseran atau patahan lempeng bumi, lalu terjadi gempa, sehingga ada beberapa wilayah di Pulau Flores yang tenggelam. Ada beberapa juga yang bahkan naik ke permukaan, salah satunya adalah gua ini,” jelas Mario.

Untuk memasuki gua utama, pengunjung harus menaiki tangga yang sudah disemen. Terdapat gua pembuka dengan jalur yang relatif luas dan mudah untuk dilalui. Beberapa pohon terlihat merambat dengan akar yang cukup besar menempel di dinding gua.

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Tak Kalah dengan di Bandung, Bukit Bintang di Lombok Tawarkan Pemandangan Indah dari Ketinggian

4. Di dalam goa terdapat beberapa fosil hewan laut

Gua Batu Cermin. (Foto: instagram.com/junke_san)
Gua Batu Cermin menyimpan fosil hewan laut. (Foto: instagram.@junke_san)

Tepat di bibir masuk gua utama, para pengunjung diminta untuk memakai helm dan menyalakan penerangan di seluler masing-masing. Dari sepuluh pengunjung, hanya dua yang diberikan senter oleh Mario.

Kondisi di berapa bagian gua cukup sulit. Pengunjung harus berhati-hati ketika berjalan karena di beberapa titik terdapat lorong yang hanya bisa dilalui oleh satu orang saja.

“Panjang gua kurang lebih 15-20 meter, tapi ada beberapa titik di mana kita harus berjalan merunduk karena posisi stalaktit dan stalagmit cukup rendah. Nanti di dalam ada ruangan besar yang tidak ada cahaya, tapi di bagian yang disebut ‘cermin’ ada cahaya,” terang Mario.

Ruang tengah gua bisa dipenuhi sekitar 15 orang. Mario mengarahkan cahaya senter ke langit gua. Ia menyoroti fosil penyu dengan posisi terbalik. Ada segenggam bongkahan yang hilang pada tempurung fosil yang ternyata sengaja diambil oleh peneliti pertama Verhoven untuk diteliti.


5. Berburu cahaya sempurna di dalam Goa Batu Cermin

Batu Gua Cermin. (Foto: instagram@mkkhrlmbng
Batu Gua Cermin tak memiliki gema. (Foto: instagram@mkkhrlmbng

Suara di dalam gua tidak bergema lantaran bentuk batu yang berpori-pori dapat meredam suara. Sementara, asal muasal nama Gua Batu Cermin karena di sana cahaya yang masuk akan terefleksi pada dinding gua dan membentuk cermin alami. Letaknya di sebuah lorong buntu dan di atasnya terdapat celah tempat cahaya masuk, kemudian terefleksi pada dinding gua membentuk cermin alami.

“Pantulan sinar matahari di bagian lorong ini bisa menerangi sekitar 60 persen isi gua. Cuma, momen seperti itu memang tidak terjadi setiap hari, tergantung pergerakan bumi dan posisi matahari,” papar Mario.

Kegiatan berwisata di dalam gua yang menghabiskan waktu sekitar 20-30 menit ini sukses membawa pengunjung mengarungi cerita Pulau Flores masa lalu dan menyaksikan bukti-bukti peninggalan sejarah berharga berbentuk sejumlah fosil hewan dan terumbu karang. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: 6 Kota Kecil Eksotis di Asia yang Wajib Disinggahi Para Pelancong

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan