Harapan Djaya Gelar Roasting Throwdown Pertama di Indonesia

Sabtu, 02 Juni 2018 - Raden Yusuf Nayamenggala

KOMPETISI Latte Art, Cupping Coffe atau Brewers mungkin sudah biasa dan banyak digelar di tanah air. Namun tidak Roasting Throwdown yang pertama kalinya diadakan di Indonesia.

Sebagai CoRoasting Space pertama di Indonesia, kedai kopi Harapan Djaya yang didukung oleh Indonesia International Trading, menggelar kompetisi Roasting Throwdown pertama di tanah air.

(Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Kopi di Indonesia bukanlah hal yang asing. Ini menjadi salah satu alasan utama digelarnya Roasting Throwdown pertama di Indonesia tersebut.

“Selain pebisnis sudah mulai punya kopi dan kedai. Mereka juga sudah mulai berpikir gimana punya sourcing kopi sendiri. Jadi mereka sudah mulai roasting sendiri. Makanya kita melihat kalau roasting mulai naik minatnya dan kita memberanikan diri untuk buat perlombaan ini,” ucap Gusti, salah satu Owner Harapan Djaya Coffee pada merahputih.com, di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (2/6).

Roasting Throwdown yang digelar dalam rangka ulang tahun Harapan Djaya ini melibatkan 12 orang peserta. Pesertanya berasal dari beberapa kota besar di tanah air yaitu Jakarta, Bandung dan Surabaya.

(Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Uniknya, peserta yang mengikuti kompetisi ini memiliki latar belakang yang terbilang cukup beragam. Dari mulai yang betul-betul seorang roaster, ada home brewers, barista, juara Indonesian brewers cup serta juga late art.

Namun bukan berarti tak ada standar khusus untuk peserta yang mengikuti pertandingan Roasting Throwdown. Salah satunya adalah peserta sudah pernah meroasting kopi sebelumnya.

(Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Pada event ini para peserta dilengkapi dengan mesin roasting Ailio Bullet R1 plus laptop dan software proprietary oleh pihak Harapan Djaya. Sementara Biji kopi yang disediakan untuk pertandingan yaitu dari Costa Rica Tarrazu. Biji kopi ini memiliki karakteristik yang cukup berbeda, rasanya bisa di develop lebih luas.

(Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Untuk pertandingannya sendiri digelar dari mulai tanggal 2 Juni 2018. Ke 12 peserta itu unjuk kemampuan dalam meroasting kopi dengan gayanya masing-masing. Setelah itu barulah dilakukan penjurian 1 minggu setelahnya yaitu tanggal 8 Juni 2018.

Sementara untuk penjurian yang berlangsung pada tanggal 8 Juni 2018 mendatang, terdiri dalam 3 tahap.

1. Tahap pertama itu harus lolos dari blind cupping yang nantinya terpilih 6 dari 12 peserta. Para juri memilih mana kopi yang terenak.

2. Tahap kedua yaitu Blind Batch Brew. Di sini kopi-kopi yang sudah di roast itu dibuat batch brew dan dinikmati oleh juri lalu dipilih mana yang paling enak. Dengan batch brewer itu dapat membuat kopi dengan konsentrat lebih kental disbanding manual brew. Pada tahap ini dipilih 3 dari 6 peserta yang tersisa.

3. Tahap ketiga yaitu kopi dari 3 peserta yang berhasil lolos dari tahap pertama dan kedua, di uji langsung oleh brewers professional, yang nantinya dinilai oleh para juri.

Nah setelah lolos dari tiga tahap yang diseleksi oleh 6 juri professional tersebut, hanya terpilih 1 orang pemenang yang nantinya akan mendapat uang tunai senilai Rp3.000.000.

(Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Pada saat pertandingan dimulai hari Sabtu (2/6) di Harapan Djaya, para peserta Roasting Throwdown tampak begitu antusias dalam beradu ketangkasan meroasting atau menyangrai kopi. Para peserta diberikan waktu satu jam dan diperbolehkan membawa sampel kopi untuk trial roasting terlebih dahulu.

(Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Saat bertanding, wajah tegang dari para peserta begitu terlihat. Karena yang namanya roasting, tak bisa diulang dua kali. Jadi harus benar-benar butuh perhitungan yang baik untuk memperoleh hasil yang maksimal. Salah satu peserta asal Jakarta Selatan dari Doma Dona Coffee yaitu Acai, tak menampik hal tersebut.

“Emang sekarang lagi belajar roasting jadi tertarik aja buat ikut. Buat nantang diri sendiri, ya lumayan menegangkan sih, seru banget pokonya,” ucap Acai.

Dirinya mengaku mengalami beberapa kesulitan pada pertandingan bergengsi tersebut. Meski sebelumnya telah berpengalaman dengan mesin roasting dengan kapasitas yang lebih besar.

“Kesulitannya pertama kita perlu adaptasi lagi sama mesinnya. Terus kita benar-benar tahu konsepnya kita pengen roasting plan kita kayak gimana supaya kopinya tuh rasanya bisa maksimal," tambahnya.

Untuk kedepannya Acai berharap jika lomba-lomba roasting seperti ini lebih banyak diadakan lagi. Karena sangat membantu para roaster meningkatkan kemampuannya. Selain itu para roaster juga akan mendapat pengalaman berharga. (ryn)

Baca juga yuk artikel menarik yang lainnya Hey Ladies, Beberapa Sikap Ini akan Membuatmu Ditinggalin Cowok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan