Gerhana Matahari, Kemenkes: Hati-hati Pilih Kacamata
Minggu, 06 Maret 2016 -
Merahputih Nasional- Kementerian Kesehatan RI, mengingatkan masyarakat untuk tidak melihat secara langsung peristiwa gerhana matahari total yang diprediksi bakal terjadi pada 9 Maret 2016.
Diketahui, peristiwa alam yang jarang sekali terjadi itu akan melintasi sejumlah wilayah indonesia. sehingga, fenomena langka ini diperkirakan akan menyedot banyak perhatian publik.
Gerhana matahari total merupakan salah satu peristiwa dimana sinar matahari akan terhalang bulan, sehingga cahayanya tidak langsung menyentuh lapisan bumi. Dengan demikian wilayah yang dilintasi akan menjadi gelap.
Meskipun sebagian wilayah menjadi gelap, bukan berarti energi ultra violet (UV) yang terdapat pada sinar matahari hilang.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan menganjurkan masyarakat tidak menatap secara langsung kearah gerhana matahari. Cukup dengan melihat pantulannya atau gunakan kacamata anti sinar UV.
"Hati-hati, karena kacamata berwarna hitam, belum tentu memiliki anti UV. Akibatnya, bisa menyebabkan pupil membesar dan sinar UV akan masuk ke dinding retina (macula). Fenomena ini akan menyebabkan kerusakan pada retina mata bahkan mengalami kebutaan," terang Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek, pada acara rapat kerja BPOM, Lombok, Nusa Tenggara Barat, baru-baru ini.
Dengan demikian, Menkes menganjurkan masyarakat yang tidak ingin melewatkan momen ini untuk menyiapkan alat filter atau kacamata khusus.
Seperti yang dipaparkan astronom, gerhana matahari total akan melintasi sejumlah wilayah indonesia diantaranya, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
BACA JUGA:
- Planetarium Jakarta Gelar Nobar Gerhana Matahari Total
- Berikut Jadwal Salat Gerhana Matahari 9 Maret di Seluruh Indonesia
- NU Sayangkan Banyaknya Nobar Gerhana Matahari
- Mengenal Buto Kala, Raksasa 'Penyebab' Gerhana Matahari
- Misteri Gerhana Matahari dan Buto Kala