Gereja Katedral Saksi Sejarah Umat Katolik Jakarta

Rabu, 13 Januari 2016 - Eddy Flo

Merahputih Wisata - Gereja Katedral yang berdiri megah di kawasan Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat selalu menarik perhatian berkat arsitekturnya yang khas. Kebanyakan orang mengenal gereja yang diberi nama pelindung Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga itu bangunan tempat ibadah umat Katolik.

Gereja bergaya neo-gothik tersebut bukan semata tempat ibadah, atau pusat kegiatan liturgi umat Katolik tapi juga gereja tua ini telah menjadi salah satu cagar budaya di Jakarta. Ada sejarah panjang dan catatan peristiwa yang menjadi saksi kehadiran gereja Katolik di Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya. Dalam sistem administrasi gereja, Katedral berada dibawah wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). 

Staf Museum Katedral Jakarta Lili mengaku bahwa pembangunan gereja Katedral saat itu dimulai ketika Paus Pius VII mengangkat pastor Nelissen sebagai prefek apostolik Hindia Belanda pada 1807.

"Saat itulah dimulai penyebaran misi dan pembangunan gereja Katolik di kawasan Nusantara, termasuk di Jakarta," tutur Lili saat memberikan ditemui merahputih.com di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (11/1).

Halaman depan Gereja Katedral yang sudah direnovasi (Foto: MP/Rizki Fitranto)

Lili menambahkan tahun 1808 pastor bernama Nilssen bersama pastor Prinsen saat itu yang tiba di Batavia melalui Pelabuhan Pasar Ikan.

"Kemudian mereka bertemu dengan Dokter FCH Assmus untuk membicarakan pendirian gereja katolik di Batavia. Di tahun yang sama, Pastor Nelissen mendapat pinjaman sebuah rumah bambu yang berlokasi di pojok barat daya Buffelvelt (sekarang menjadi gedung departemen agama) untuk digunakan sebagai gereja, dan menggunakan rumah tinggal perwira sebagai rumah pastoral. Semua bangunan tersebut dipinjamkan dari pemerintah," terangnya.

Setahun kemudian, umat Katolik mendapat hibah sebidang tanah yang berlokasi di sebelah barat laut Lapangan Banteng dekat pintu air sebagai pengganti rumah bambu.

"Namun karena ketiadaan dana, pembangunan gereja yang sudah dicanangkan urung dilaksanakan. Pihak gereja pun memohon kepada pemerintah Batavia untuk memberikan sebuah bangunan kecil yang berlokasi di jalan Kenanga di kawasan Senen untuk dijadikan gereja Katolik. Bangunan tersebut milik Gubernemen yang sudah dibangun sejak 1770 oleh Cornelis Casteleijn di bawah pengawasan Gurbernur Van Der Parra," terangnya.(Menurut catatan Romo Adolf Heuken SJ, Cornelis Castelijn inilah yang menjadi tuan tanah di kawasan mester Cawang sekarang).

Proses pembangunan yang lumayan panjang, menyebabkan umat Katolik mencari tempat sementara sebagai tempat misa dan perayaan liturgi gereja. Karena sebagian besar umatnya orang Belanda dan Eropa, pihak gubernur jenderal meminjamkan gedung sebagai gereja sementara bagi umat Katolik, Batavia.(abi)
(bersambung; Gereja Katedral dari Masa ke Masa)

BACA JUGA:

  1. Putri Setya Novanto Menikah, Gereja Katedral Ditutup untuk Umum
  2. Gereja Katedral Tempat Impian Pernikahan Chelsea Olivia-Glenn Alinskie
  3. Sandra Dewi Disinggung Romo Gereja Katedral Segera Menikah
  4. Asal Usul Gereja Katedral Jakarta
  5. TNI dan Polri Perketat Keamanan di Gereja Katedral Keuskupan Agung

 

 

 

 

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan