Gen Z Pilih Nastar sebagai Kue Lebaran Favorit, Belinya yang Produksi Rumahan
Jumat, 28 Maret 2025 -
MERAHPUTIH.COM - GEN Z sudah menentukan pilihan. Lebaran kali ini, mereka menyebut kue nastar sebagai kue Lebaran terfavorit. Inilah temuan dalam riset terbaru yang diadakan Populix.
Riset terbaru Populix menemukan delapan dari 10 milennial dan gen-Z memilih nastar sebagai kue kering khas Lebaran terfavorit. Selain itu, Populix juga menemukan mayoritas masyarakat memilih membeli kue kering produksi rumahan (UMKM) juga kue kering kemasan bermerek. Tahun ini, mereka berencana membeli lebih dari tiga toples.
VP of Research of Populix Indah Tanip menjelaskan kue kering nastar menjadi favorit 82 persen responden, disusul putri salju di angka 44 persen, kastengel dengan 35 persen, dan sagu keju oleh 27 persen responden. Selain empat kue kering tersebut, urutan berdasarkan popularitas selanjutnya yakni kukis cokelat/chocolate chips (19 persen), kukis kacang tanah (19 persen), kukis mentega/butter cookies (12 persen), lidah kucing (11 persen), kukis bawang (9 persen), lalu wafer (7 persen).
“Dasar penobatan nastar sebagai kue kering Lebaran terfavorit pada 2025 ialah nilainya yang terpaut sangat jauh ketimbang kue kering lainnya, bahkan hampir dua kali lipat dari posisi kedua. Maka bersiaplah apabila kue kering yang gurih dan manis dengan isian selai nanas ini akan jadi yang pertama ludes di meja suguhan rumah Anda Lebaran nanti,” ungkap Indah.
Baca juga:
Penelitian ini juga melihat preferensi konsumer terhadap produsen kue kering. Populix menemukan lebih dari separuh responden memilih membeli kue kering produksi rumahan (UMKM), diikuti kue kering kemasan bermerek buatan pabrikan besar. Sementara itu, sekitar sepertiga responden berminat membeli dari toko terkenal, yang cenderung dipilih kalangan ekonomi atas. Meskipun begitu, sebagian milenial dan gen Z juga mengaku akan membuat kue kering sendiri tahun ini.
Walaupun terpapar berbagai kemudahan digital setiap hari, milenial dan gen Z cenderung masih memilih pembelian secara langsung, ketimbang secara daring. Sebagian besar mengaku akan langsung membeli ke toko kue kering, memesan melalui teman atau kerabat, membeli di ritel kecil seperti mini market atau warung dekat rumah, juga ritel besar seperti supermarket dan hypermarket. Hanya sebagian kecil yang akan membeli melalui e-commerce maupun media sosial. Hanya 3 persen yang melirik pembelian melalui layanan online delivery.
“Asumsi kami, masyarakat lebih nyaman untuk membeli secara langsung karena lebih terjamin keamanan sampai di tangan, dan sebagian besar melakukan pembelian kue kering kemasan buatan pabrik untuk kebutuhan hamper Lebaran. Menurut kami, hal ini bisa jadi peluang baru bagi industri makanan kemasan untuk mengembangkan kategori kue kering,” tambah Indah.
Ada dua faktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen sebelum melakukan pembelian kue kering. Faktor pertama ialah rasa, yang diungkapkan hampir seluruh responden. Selanjutnya ialah faktor harga yang dipertimbangkan 72 persen responden.
“Tren kue kering viral sudah tidak terlalu relevan bagi para pembeli muda dalam pembelian kue kering. Selain rasa dan harga, mereka cenderung lebih mempertimbangkan kebersihan, tampilan dan kemasan, juga bahan baku,” jelas Indah.
Saat ditanya akan membeli berapa banyak, mayoritas milenial dan gen Z mengaku akan membeli lebih dari tiga toples atau kemasan tahun ini, dengan kecenderungan pembelian di atas lima toples/kemasan.
“Penobatan nastar menjadi yang terfavorit tidak menjamin kue kering nastar menjadi yang paling laris di pasaran. Pasalnya, dengan proses pembuatan yang lebih rumit dan sulit, kue kering ini cenderung memiliki harga yang lebih tinggi. Para produsen untuk lebih berfokus pada rasa dan memastikan harga yang terjangkau bagi mayoritas konsumen. Terlebih melihat peluang penjualan kue kering yang masih cukup stabil tahun ini,” tutup Indah.(dwi)
Baca juga: