Gen Z dan Milenial Lebih Pilih Skincare Lokal, Potensial Banget Berkembang
Jumat, 23 Mei 2025 -
MERAHPUTIH.COM — PRODUK skincare luar telah membanjiri pasar lokal. Meski begitu, skincare lokal tetap juara. Hal itu tecermin dalam survei terbaru yang dirilis Populix.
Perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia ini mengungkap, meskipun produk luar membanjiri pasar, 87 persen generasi milenial dan Z masih menggunakan produk perawatan kulit (skincare) lokal asal Indonesia. Namun, apabila ditanya tren skincare dari negara mana yang jadi rujukan, mayoritas masih menjawab produk skincare asal Korea Selatan.
Inilah temuan dalam penelitian terbaru Populix bertajuk Millennials & Gen Z Report: Local vs Global Skincare Trends and Market Shifts yang menyurvei 1.100 milenial dan Gen Z di seluruh Indonesia. Jumlah responden laki-laki dan perempuan seimbang dan didominasi kalangan menengah ke atas yang sudah bekerja. Saat ditanya asal produk perawatan kulit yang mereka gunakan, mayoritas responden mengaku menggunakan merek lokal. Hal ini berbanding jauh dengan produk Korea Selatan yang hanya digunakan 31 persen responden, disusul Jepang dengan 16 persen, Amerika (5 persen), Perancis (3 persen), lalu Australia (2 persen).
“Temuan ini cukup menarik karena meskipun produk yang digunakan mayoritas dari Indonesia, 72 persen responden menobatkan Korea Selatan sebagai kiblat produk dan inovasi skincare mereka. Bahkan angkanya terpaut cukup jauh dari produk Indonesia (27 persen) dan produk Jepang (23 persen) sebagai rujukan kedua dan ketiga,” papar VP of Research pf Populix Indah Tanip dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com.
Baca juga:
Lebih jauh lagi Populix mempelajari alasan para konsumen muda ini tertarik dengan produk luar negeri. Dua alasan paling utama yakni persepsi publik tentang inovasi dan teknologi yang lebih maju (56 persen) dan bahan baku yang lebih bagus (48 persen). Setelah itu, pengaruh rekomendasi dari influencer maupun ahli kecantikan (22 persen), kecocokan pada jenis kulit pengguna (14 persen), harga yang cenderung lebih kompetitif (11 persen), dan kemasan yang lebih menarik dan aesthetic (10 persen).
“Temuan ini menunjukkan masih adanya peluang pengembangan industri skincare lokal, khususnya dari sisi inovasi dan pemilihan bahan baku. Apabila para pelaku industri jeli, keunggulan produk mancanegara ini bisa diterapkan pada produk lokal. Terlebih pada dasarnya mereka masih unggul dari sisi pangsa pasar dan jangkauan,” tegas Indah.(dwi)
Baca juga:
BPOM Minta Bantuan Polri Melawan Mafia Obat dan Skincare Ilegal