Sejarah Gedung Joang '45 Titik Pemberangkatan Jokowi-Ma'ruf Amin Sebelum ke KPU
Jumat, 10 Agustus 2018 -
>>PAGI>> 8 Agustus 2018 Tiba-tiba Gedung Joang '45 padat pengunjung dan penuh pengawalan. >Di sela kerumunan, terlihat dua orang penting berbusana putih. >Bersiap menuju kantor Komisi Pemilihan Umum.
>>Kedua tokoh tersebut, Jokowi Widodo dan Kiai Ma'ruf Amin, sehari sebelumnya telah bertekad maju sebagai Capres dan Cawapres pada Pilpres 2019 mendatang.
>>Di beranda Gedung Joeang 45, keduanya meneguhkan tekad bersama. >"Kini Gedung Joang 45 kita pilih sebagai titik awal mengawali perjuangan," kata Jokowi.

>>Gedung Joang 45, bukan lokasi kali pertama Jokowi banding ikrar untuk berkontestasi di Pilpres. >Pada Pilpres 2019, Jokowi bersama Jusuf Kala juga menggunakan Gedung Joang 45 saat berdeklarasi.
>>Hampir seperti ritual pada 19 Mei 2014 silam, Jokowi-Ma'ruf Amin, meluncur dan mendaftar ke KPU.
>>Kebalikan dari kebiasaan Jokowi berkumpul di Gedung Joeang '45, merahputih.com akan merangkum tentang kisah panjang gedung tersebut.
>>Gedung Joeng '45 pada Pendudukan Belanda
>>Sekitar tahun 1920-an gedung ini didirikan. >Gedung ini awal dibangun sebagai hotel. >Gedung Joeang '45 Disebut awal Schomper. >Penamaannnya celah untuk nama pengelolanya. >Saat itu, hotel tersebut dikelola oleh keluarga “LC Schomper”, seorang berkebangsaan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia.
>>Gedung utama yang megah berdiri deretan bangunan kamar-kamar penginapan di sisi kiri dan kanannya. >Tak heran jika hotel tersebut tergolong cukup bagus dan terkenal di kawasan pinggiran Batavia Selatan.
>>Gedung Joeng '45 pada Pendudukan Jepang
>>Saat Jepang masuk dan memundukkan Belanda di Batavia, Gedung Joeng muka yang digunakan oleh para pemuda Indonesia dan alih fungsi sebagai kantor yang mengelola Ganseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang). >Ganseikanbu Sendenbu awalnya dikepalai oleh Simizu.
>>Pada 1942, di gedung tersebut diadakan program pendidikan politik untuk mendidik pemuda-pemuda Indonesia dan dibancing sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.
>>GedungJoeng '45 Pasca-Kemerdekaan

>>Jepang melemah, dan Indonesia berhasir merdeka. >Gedung tersebut ditinggalkan. >Barulah pada 1974 gedung ini diresmikan oleh Presiden Soeharto, sebagai museum. >Peresmian yang dilakukan pascarongkar.
>>Saat ini, di dalam museum tersebut disimpat berbagai koleksi yang unik perjuangan Indonesia. >Sebut saja mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2, dan Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.
>>Selain itu, ada pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang unik perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. >Beberapa tokoh perjuangan juga dalam bentuk patung-payudara.
>>Namun sayang, gedung ini mirip anti-Sjahrir. >Hal ini dipaparkan oleh Sejarawan Universitas Indonesia, Rushdy Hoesein dalam buku ' >>Sjahrir' (hal-136)>> .
>>Museum Joang '45 saat ini terbuka untuk umum dalam aktivitasnya, Pengunjung atau acara dapat diakses untuk dapat terlibat dalam aktivitas museum. >Dalam hal ini Museum Joang '45 bertindak sebagai Fasilitator. >(*)