Gagal Capai Target, CEO 'Payday 3' Dilengserkan
Rabu, 13 Maret 2024 -
MerahPutih.com - Sejak Payday 3 meluncur pada 2023, game ini mendapatkan ulasan negatif di Steam. Masalah demi masalah bermunculan, dari mulai server rusak, matchmaking fitur Co-Op gagal, hingga sempat tidak bisa memilih opsi bermain solo.
Meski game ini sudah diperbaiki sebisa mungkin, para penggemar tetap saja meninggalkan Payday 3.
Baca juga:
Rockstar Games Beri Kesempatan Pemain 'GTA Online' untuk Kendarai Kereta
Dilansir Kotaku belum lama ini, Per Februari 2024 Payday 3 memiliki kurang dari 400 pemain online setiap harinya. Berbanding jauh dengan Payday 2 yang setiap harinya memiliki lebih dari 25 ribu pengguna aktif.
Karena gagal mencapai target penjualan dan jumlah pemain per harinya, pengembang Starbreeze memutuskan untuk mengganti CEO mereka Tobias Sjögren.
"Kami, Starbreeze, memiliki strategi yang jelas ke depannya dalam menciptakan game-game yang menarik dan untuk melaksanakan strategi itu diperlukan kepemimpinan yang berbeda,” kata Torgny Hellstrom selaku ketua pengembang Starbreeze Studios pada Selasa (12/3) di situs resmi Starbreeze Studios.
Baca juga:
Dengan kata lain, Tobias telah dilengserkan dari jabatannya sebagai CEO dan tidak lagi menjadi bagian dari perusahaan.
Sebagai gantinya, anggota dewan dan mantan CEO Focus Home Interactive Juergen Goeldner, kini menjadi CEO sementara Starbreeze, sembari mencari orang baru yang tepat untuk mengambil peran tersebut secara permanen. (kmp)
Baca juga: