FPI: Islam Nusantara Agenda Liberal Yahudi

Sabtu, 04 Juli 2015 - Eddy Flo

MerahPutih Nasional - Front Pembela Islam (FPI) menolak penggunaan istilah Islam Nusantara yang sempat digaungkan saat pembukaan Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid Istiqlal beberapa waktu lalu. Menurutnya, Islam nusantara hanya akan merusak agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

"Islam Nusantara tidak lebih dari agenda liberal yang kolaborasi dengan Yahudi," kata Ketua Umum FPI, KH Ahmad Sobri Lubis ketika dihubungi merahputih.com, di Jakarta, Sabtu (4/7).

Meskipun dibalut dengan nama nusantara yang seakan-akan nasionali, namun Kyai Sobri menilai justru sangat jelek sekali implikasinya. Islam Nusantara dinilai fasis dan rasis.

"Itu menghidupkan anti Arab dan menfitnah seakan-akan Islam jadi penjajah budaya Indonesia, sehingga perlu diIndonesiakan kembali. Itu kejahatan pemikiran luar biasa," katanya.

Salah satu ajaran Islam Nusantara, kata Kyai Sobri, yakni menggantikan ucapan salam yang berbahasa Arab dengan cukup mengucapkan selamat pagi. Kyai Sobri mengatakan, hakekat agama Islam bukan mengIndiakan atau menJawakan Islam. Tetapi, Islam datang untuk mengIslamkan Jawa, India, Arab dan sebagainya.

"Kalau sekarang jubah dipermasalahkan dianggap Islam Arab, padahal dulu nggak ada ulama yang nggak pakai jubah. Kyai Ahmad Dahlan berjubah, Imam Bonjol pakai surban, tentu budaya yang baik dipertahankan," tandasnya.(mad)

 

Baca Juga:

FPI Bakal Jadi Partai Politik

Situs Islam Diblokir, FPI Tuding Pemerintah Sampah

FPI Sebut Pemerintah Mirip Topeng Monyet

Lagi, FPI Gelar Unjuk Rasa Tuntut Ahok Lengser

FPI Pertanyakan Motivasi Jokowi Tunda Eksekusi Mati Bali Nine

 

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan