Format Baru Kualifikasi Liga Champions Diwarnai Kontroversi

Selasa, 29 Maret 2022 - Soffi Amira

>MerahPutih.com - UEFA kabarnya sedang menyusun rencana format baru kualifikasi Liga Champions. UEFA akan menjadikan kesuksesan klub dalam beberapa musim sebelumnya sebagai satu di antara tolok ukur tampil di Liga Champions.

>Asosiasi klub Eropa yang sepuluh anggotanya berasal dari Premier League berharap meyakinkan badan pengaturan Eropa jika kualifikasi Liga Champions harus didasari oleh sebagian koefisien UEFA. Jadi, posisi di klasemen tidak akan menjadi satu-satunya cara bermain di kompetisi Eropa.

>Baca juga:

>Roman Abramovich Alami Gejala Keracunan, Diduga Akibat Serangan Kimia

Chelsea saat memenangkan Liga Champions musim lalu
Chelsea saat memenangkan Liga Champions musim lalu. Foto: UEFA
>Koefisien yang dimaksud adalah peringkat klub Eropa berdasarkan hasil yang diraih dalam lima tahun terakhir di mana saat ini Bayern Munchen berada di posisi teratas.

>Setelah Bayern, ada Manchester City, Liverpool, dan Chelsea yang berada di posisi berurutan dari kedua dan keempat. Real Madrid, Barcelona, Juventus, dan Manchester United juga masuk dalam posisi 10 besar.

>Guardian melaporkan seperti dilansir BolaSkor.com, format yang diusulkan akan melihat klub yang finis di luar tempat Liga Champions di liga domestik, tetapi lolos ke Liga Europa atau memenangi piala domestik dapat bersaing untuk dua tiket bermain di kasta tertinggi Eropa. Untuk menentukannya, maka akan digunakan peringkat koefisien.

>Rencana tersebut kemungkinan akan diinformasikan pada pekan ini ketika UEFA menggelar sidang umum di Wina, Austria. Presiden UEFA, Alexander Caferin menegaskan jika rencana tersebut akan memberikan tempat lebih banyak untuk liga kecil dan menengah.

>Baca juga:

>UEFA Siapkan Format Baru untuk Aturan Financial Fair Play

UEFA akan menggelar sidang di Wina, Austria
UEFA akan menggelar sidang di Wina, Austria. Foto: UEFA
>Namun, menilik lebih jauh, sejatinya peraturan tersebut lebih menguntungkan klub-klub besar yang terutama bermain di liga top Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Italia. Sebab, nilai koefisien klub yang berada di liga-liga tersebut banyak yang lebih baik darpada liga peringkat menengah atau bawah.

>Alhasil, rencana UEFA tersebut mengundang kontroversi. Terlebih lagi, ketika beberapa klub elite menyiapkan kompetisi anyar, Liga Super Eropa.

>Baca juga:

>Masalah Gaji Bukan Hambatan Real Madrid untuk Rekrut Mbappe dan Haaland

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan