Faisal Basri: Presiden Jokowi Punya Harapan Besar Terhadap Sri Mulyani

Selasa, 02 Agustus 2016 - Eddy Flo

MerahPutih Keuangan - Masuknya Sri Mulyani dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK mengundang penasaran sejumlah kalangan, termasuk Ekonom Senior Institute for Developments of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri.

Kembalinya Sri Mulyani ke pos lamanya di Departemen Keuangan, menurut Faisal Basri tak lepas dari harapan Presiden Jokowi agar Sri Mulyani bisa mengubah cara berpikir atas pembangunan dari yang berdasarkan keinginan menjadi kebutuhan.

“Pertanyaannya, apakah Jokowi secara psikologis siap dichallenge oleh menterinya?” ucap Faisal Basri dalam sebuah diskusi publik, Senin (1/8) di Jakarta.

Ekonom yang juga dosen Universitas Indonesia itu menyatakatan bahwa para pembantu Presiden banyak yang tipikal "Yes man", suka meng-entertaint Presiden, tidak bisa berkata tidak serta tidak mampu memberikan masukan yang lebih rasional atas keinginan Jokowi.

“Nah, mudah-mudahan dengan Sri Mulyani ini Jokowi bisa berubah, mau mendengar. Mudah-mudahan enggak pakai rumus ‘Pokoknya!’ dan bisa dirasionalisasi. Tugas berat Sri Mulyani di sana,” kata Faisal Basri.

Lebih lanjut Faisal Basri berharap, Sri Mulyani bisa memberikan penjelasan ke Jokowi risiko pelebaran defisit anggaran serta kemungkinan gagalnya program amnesti pajak.Dengan demikian, perlu dilakukan kebijakan amputasi anggaran.

“Maka yang bisa dilakukan Sri Mulyani adalah mulai Agustus ini memotong anggaran dengan cukup besar Rp 75 triliun–Rp 100 triliun. Kuncinya di sini saya rasa kabinet baru,” pungkas Faisal Basri.

BACA JUGA:

  1. Pertumbuhan Ekonomi Rendah, ini Penyebabnya
  2. Munculnya Importir Baru Sebabkan Harga Daging Naik
  3. Menkeu Sri Mulyani akan Prioritaskan Pengelolaan APBN
  4. BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 di Bawah Target
  5. Jusuf Kalla Optimis Industri Otomotif Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

 

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan