Emas Hijau di Mobil Termahal Dunia dari Indonesia
Minggu, 18 November 2018 -
ROLLS Royce Sweeptail mencatatkan diri sebagai mobil termahal di dunia dengan harga US$ 13 juta atau setara dengan Rp 190 miliar, dengan perkiraan kurs saat ini Rp15.000-an per dolar. Diperkuat mesin gahar berkapasitas 6,75 liter 12 silinder, mobil pabrikan Inggris ini juga dilengkapi dengan desain kabin super mewah.
Indonesia pun patut berbangga hati. Pasalnya, dashboard di dalam kabin mobil termahal di dunia itu menggunakan kayu asli dari Tanah Air. Sweeptail menggunakan kayu Eboni Makassar, yang terkenal memiliki karakter unik permukaan urat kayu licin tanpa harus dipoles dengan alat terlebih dahulu. Wajar saja eboni Makassar menjadi incaran kolektor dunia dengan harga selangit.
Bagi kamu-kamu yang penasaran kayu eboni Makassar menjadi simbol kemewahan di mata dunia, berikut MerahPutih.com rangkum alasannya:
1. Emas Hijau yang harganya selangit

Mau tahu berapa harga kayu eboni yang tergolong fantastis ini? Pohon kayu eboni bisa mencapai Rp 30 juta per meter cubik di pasaran internasional. Tidak heran bila kayu eboni disebut sebagai pohon hijau emas karena harganya yang memang menggiurkan. Bahkan, rumah yang menggunakan bahan kayu eboni Makassar sudah menjadi incaran sejak zaman kekaisaran kuno Jepang.
Kayu itu digunakan sebagai bahan dasar rumah tradisional atau rumah Jepang hingga pilar-pilar penyangga. Ciri- ciri urat kayu yang tidak teratur dengan guratan dan bercak- bercak acak berwarna coklat kemerahan memang memberikan nuansa keindahan nan elegan sebagai simbol status sosial yang istimewa.
2. Sudah sempurna sejak aslinya

Tekstur alami kayu eboni Makassar bersifat halus dengan serat kayu yang lurus atau sedikit berpadu. Permukaan kayu eboni juga licin dan tampak sempurna tanpa harus banyak dipoles mesin atau tangan. Wajar bila masyarakat kelas atas dunia melabeli kayu eboni Makassar ini sudah sempurna sejak aslinya.
Pohon Eboni memang tak hanya ada di Indonesia, khususnya Sulawesi. Brazil sebagai sesama negara tropis juga memiliki tanaman kayu sejenis. Namun, ada satu poin yang membuat publik lebih menyukai eboni Makassar.
Eboni Makassar didominasi dengan cokelat kemerah-merahan dalam bentuk strip yang lebar, ketimbang saudaranya dari Brazil yang memiliki ciri hitam gelap. Warna yang lebih terang ini membuat eboni Makassar terkesan lebih mewah karena lebih menunjukkan gurat-guratan pohon yang usianya bisa mencapai 100 tahun lebih.
3. Tambang emas incaran Illegal Logging

Kayu eboni Makassar memiliki nama biologis Diospyros Celebica. Nama Eboni Makassar mengacu pada titik pelabuhan utama di pulau Sulawesi, meskipun habitatnya hampir bisa ditemui tersebar di seluruh pulau berjulukan Celebes itu. Harganya yang tinggi membuat eboni menjadi produk ekspor unggulan dengan negara tujuan tersebar di seluruh dunia, terutama Jepang dan negara eropa.
Sayangnya, pembalakan liar eboni Makassar kini jadi ladang emas bagi industri illegal logging yang masih marak di beberapa daerah di Indonesia. Untuk menjaga populasinya, pemerintah sendiri giat terus membudidayakan pohon kayu eboni yang dieksploitasi untuk komersil.
Program replanting untuk memperbanyak populasi pohon kayu eboni sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu di Sulawesi. Sejak tahun 2015, tercatat sudah tertanam sebanyak 50.000 pokok bibit pohon eboni di Donggala dan 7.000 hektar di Palu.
4. Kian langka terancam punah

Harganya selangit dan sangat disukai kolektor, tak heran jika kayu eboni Sulawesi semakin tergerus produksinya hingga masuk menjadi kategori jenis pohon langka di Sulawesi, meskipun sudah dilakukan program penanaman kembali.
World Concervation Union telah memasukan pohon kayu eboni Makassar dalam daftar species yang terancam punah yaitu the 2000 IUCN Red List of Threatened Species. Terdaftar di dalam kategori vulnerable (VU Ai cd), artinya eboni Makassar berada di batas berisiko tinggi untuk punah di alam dan rentan eksploitasi.
Sebagai anggota anggota CITES (Convention on International Trade in endangered Species of Wild Fauna and Flora), Indonesia memang memiliki kewenangan mengendalikan lalu lintas perdagangan kayu eboni. Hanya sayang, eboni Makassar belum terdaftar dalam Appendiks CITES, sehingga perdagangannya ke luar negeri tidak dibatasi dan tidak termasuk daftar tanaman yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. (*)