Ekonomi Korsel Lesu, Warganya Tetap Gencar Jalan-jalan ke Luar Negeri
Jumat, 28 Februari 2025 -
MerahPutih.com - Kim Dong-min, seorang manajer di perusahaan konglomerat Korea, rutin berlibur ke luar negeri dua kali setahun bersama keluarganya sejak pandemi COVID-19 berakhir. Padahal, penghasilannya tidak meningkat signifikan seiring lonjakan biaya hidup.
“Pendapatan riil saya mungkin menurun dalam beberapa tahun terakhir, tetapi itu tidak menghentikan kami untuk bepergian demi pengalaman baru yang sempat tertunda selama pandemi,” ujar Kim, merujuk pada daya beli masyarakat yang terus tergerus sejak 2022, seperti diberitakan The Korea Times, Jumat (28/2).
Kisah Kim mencerminkan tren yang masih kuat di Korea Selatan: lonjakan permintaan wisata yang tetap bertahan meski ekonomi negara lesu. Menurut Statistik Korea, tren ini mendorong peningkatan belanja untuk perjalanan, hotel, dan makan di luar sepanjang 2023.
Laporan terbaru Statistik Korea yang dirilis Kamis (29/2) menunjukkan bahwa pengeluaran rata-rata rumah tangga untuk perjalanan kelompok melonjak 29,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencakup perjalanan paket tur yang semakin populer.
Baca juga:
Ironisnya, lonjakan belanja perjalanan ini terjadi di tengah prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bank of Korea memperkirakan pertumbuhan PDB tahunan negara itu akan turun dari 2 persen di 2024 menjadi hanya 1,5 persen di 2025.
Statistik Korea menilai bahwa peningkatan belanja perjalanan kelompok sebenarnya bisa lebih besar jika tidak terdampak ketidakstabilan politik akibat kegagalan pemberlakuan darurat militer pada 3 Desember lalu.
Selain perjalanan, pengeluaran untuk akomodasi seperti hotel dan penginapan naik 4 persen pada 2024, sedikit lebih tinggi dibanding kenaikan 3,1 persen di 2023. Sementara itu, biaya makan di luar meningkat 5,2 persen, setelah sebelumnya naik 7,8 persen pada periode 2022-2023. Pengeluaran untuk aktivitas rekreasi seperti olahraga dan berkemah juga meningkat 5,4 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Data ini menunjukkan bahwa demam traveling masih terus berlanjut, terlepas dari kondisi ekonomi yang melemah,” kata profesor ekonomi Hanyang University, Ha Joon-kyung. (ikh)