Cinta Paus Fransiskus pada Sepak Bola, Mengubah Lapangan Jadi Panggung Perdamaian
Selasa, 22 April 2025 -
MerahPutih.com - Paus Emeritus Benediktus XVI dari Jerman dan Paus Fransiskus (Jorge Bergoglio) dari Argentina duduk santai menatap layar televisi di ruang sebuah rumah di Vatikan. Acaranya final sepak bola Piala Dunia 2014 antara Argentina vs Jerman.
Argentina kalah 0-1 dari Jerman dan gagal meraih gelar Piala Dunia. Paus Fransiskus lalu menyalami Paus Benediktus XVI.
Itulah adegan penutup film Two Popes yang diproduksi oleh Netflix pada 2019. Adegan itu jelas fiksi. Peristiwa itu tak pernah ada.
Paus Fransiskus sudah berhenti menonton televisi sejak 1990, ketika Jerman Barat mengalahkan Argentina di final Piala Dunia di Italia.
Namun, adegan dalam Two Popes itu terinspirasi dari kisah nyata kegemaran Paus Fransiskus terhadap sepak bola. Ini berbeda dari kegemaran Paus sebelumnya, Benediktus XVI, yang lebih menyukai musik klasik seperti Mozart.
Sepak bola adalah cinta Paus Fransiskus.
"Banyak yang bilang sepak bola adalah permainan terindah di dunia. Saya juga berpikir begitu," ucap Paus Fransiskus pada 2019, seperti ditulis france24.com.
Baca juga:
Misa Paus Fransiskus Gak Akan Menggangu Bagian Rumput GBK yang Sedang Direvitalisasi
Paus Fransiskus sering menceritakan kisah masa kecilnya di Buenos Aires, bermain bola di jalanan dengan bola dari kain lap.
Meski mengakui dirinya bagus di kedua kaki, Bergoglio lebih sering jadi kiper.
"Bagus buat belajar menghadapi bahaya dari mana pun," kata Paus Fransiskus.
Kecintaannya pada sepak bola tumbuh dari klub San Lorenzo di Buenos Aires, tempat ia menonton pertandingan bersama ayah dan saudara-saudaranya.
"Itu adalah sepak bola yang romantis," katanya.
Fransiskus tetap jadi anggota klub meski sudah jadi Paus. Dia juga selalu mengikuti perkembangan klub ini berkat Garda Swiss di Vatikan yang menaruh hasil pertandingan dan klasemen di mejanya.
Paus Fransiskus mengadakan banyak misa besar di stadion sepak bola saat berkunjung ke luar negeri. Termasuk pula di Stadion Gelora Bung Karno, Indonesia, pada 5 September 2024.
Paus Fransiskus juga sering menyambut bintang-bintang sepakbola dunia di Vatikan. Dari Lionel Messi sampai mendiang Diego Maradona, dari Zlatan Ibrahimovich hingga Gianluigi Buffon.
Bagi Paus Fransiskus, sepak bola bukan sekadar hiburan. Ia melihatnya sebagai cara menyebarkan perdamaian dan pendidikan meskipun korupsi masih tersua dalam pengelolaannya.
Pada 2014, Stadion Olimpico Roma, Italia, menggelar "pertandingan antar-agama" untuk perdamaian atas inisiatif Paus Fransiskus.
Saat berbicara ke tim Italia dan Argentina pada 2013, Paus Fransiskus mengingatkan tanggung jawab sosial para pemain sepak bola dan mengkritik sisi bisnis yang berlebihan dalam sepakbola.
Baca juga:
Paus Fransiskus mendedikasikan satu bab dalam otobiografi 2024-nya untuk Maradona, maestro sepak bola Argentina yang mencetak gol kontroversial pada perempat final Piala Dunia 1986.
"Ketika sebagai Paus aku menerima Maradona di Vatikan beberapa tahun lalu... Aku bertanya padanya, bercanda, 'Jadi, mana tangan yang bersalah?'" kata Paus Fransiskus.
Namun, jangan tanya siapa pemain terbaik dunia menurut Paus Fransiskus. Ia cenderung menghindarinya.
"Sebagai pemain, Maradona itu hebat. Tapi sebagai manusia, dia gagal," kata Paus, merujuk pada perjuangan Maradona melawan kecanduan kokain dan alkohol.
Sementara tentang Messi, Paus Fransiskus menyebutnya sebagai seorang 'gentleman'. Dan tentang Pele, Paus Fransiskus mengatakan bahwa "Ia adalah seorang lelaki yang berhati lapang."
Tiada lagi Paus Fransiskus yang suka sepak bola. Ia wafat dalam damai pada Senin 21 April 2025... (dru)
Baca juga: