China Siap Teruskan Perang Dagang Dengan AS, Tetap Melawan Sampai Akhir
Jumat, 11 April 2025 -
MerahPutih.com - Pemerintah Amerika Serikatmengumumkan penangguhan selama 90 hari kepada semua negara kecuali China dari tenggat waktu pada Rabu di mana mereka diperkirakan akan dikenakan tarif di atas batas dasar 10 persen.
Presiden Trump mengatakan akan menaikkan tarif terhadap China menjadi 125 persen, setelah Beijing mengenakan tarif tambahan sebesar 84 persen pada semua impor dari AS.
Pemerintah China menegaskan tidak ingin melakukan perang dagang, tapi karena Amerika Serikat menerapkan tarif yang merugikan masyarakat Tiongkok, maka pemerintah China tidak akan takut menghadapinya.
"China tidak ingin berperang, tetapi tidak takut. Kami tidak akan tinggal diam ketika hak dan kepentingan sah rakyat China dirugikan atau ketika rezim perdagangan multilateral dirusak," katanya kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (10/4)
Baca juga:
Ia mengancam, jika AS bertekad untuk berperang tarif dan perdagangan, respon China akan terus berlanjut sampai akhir.
"Jika AS mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kebaikan publik masyarakat internasional dan mengorbankan kepentingan semua negara demi hegemoninya sendiri, AS pasti akan menghadapi tentangan yang lebih kuat dari masyarakat internasional," tambah Lin Jian.
Lin Jian menegaskan, China mengambil tindakan balasan yang diperlukan terhadap tindakan intimidasi AS demi menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunannya dan yang lebih penting, untuk menegakkan keadilan dan kesetaraan internasional serta rezim perdagangan multilateral, dan melindungi kepentingan bersama masyarakat internasional.
"Tujuan yang adil didukung oleh banyak orang. Langkah Amerika yang melawan tren zaman tidak akan mendapat dukungan dan berakhir dengan kegagalan," ungkap Lin Jian.
Terkait kemungkinan untuk melakukan negosiasi tarif dengan AS, Lin Jian mengatakan, AS harus menunjukkan bahwa mereka siap memperlakukan orang lain dengan kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan.
"AS masih menyalahgunakan tarif terhadap China, kami dengan tegas menolak dan tidak akan pernah menerima tindakan hegemonik dan intimidasi tersebut," ungkapnya. (*)