Cerita Penyanyi Korea Selatan Dilarang Masuk Negaranya karena Dituduh Kabur Wamil

Kamis, 03 Oktober 2024 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Penyanyi Korea-Amerika Yoo Seung-jun (Steve Yoo), yang telah dilarang memasuki Korea Selatan selama 22 tahun karena menghindari dinas militer, memposting di media sosial pada Hari Angkatan Bersenjata negaranya pada Selasa. Dalam postingan itu ia mengungkapkan cintanya kepada Korea.

"Seseorang bertanya padaku, 'Mengapa kamu tidak bisa melupakan Korea?' Jika aku mengatakan itu karena aku merindukan dan mencintai Korea, apakah aku akan disalahpahami lagi?” kata Yoon.

“Aku benar-benar minta maaf karena telah menyebabkan rasa sakit bagi semua orang. Hari ini, entah mengapa, aku meneteskan banyak air mata.”

Ia melanjutkan tulisannya dengan mencurahkan isi hatinya betapa ia sangat mencintai negaranya walau tidak mengikuti wamil.

Baca juga:

Jin BTS Mimpi Balik ke Wamil

“Bahkan setelah bertahun-tahun, tampaknya aku tidak bisa melupakanmu karena cinta yang kuterima darimu jauh lebih besar daripada cinta yang kuberikan.”

Postingan Yoo tersebut menyusul pernyataan dari perwakilan hukumnya pada tanggal 28 September, yang mengungkapkan bahwa Konsulat Korea di Los Angeles kembali menolak mengeluarkan visa kepadanya yang merupakan upaya ketiganya untuk kembali ke Korea.

Tim Yoo berencana untuk mengajukan gugatan lain untuk menentang keputusan tersebut, dengan menyebut penolakan visa sebagai tindakan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia.

Yoo, yang memulai debutnya pada tahun 1997, kehilangan kewarganegaraan Korea setelah memperoleh kewarganegaraan AS pada tahun 2002, yang menyebabkan Kementerian Kehakiman melarang masuknya dia ke Korea.

Baca juga:

Film Dokumenter RM BTS Diputar di BIFF, Tiket Terjual dalam Sekejap

Pengacaranya, Ryu Jeong-seon, berpendapat bahwa tindakan pemerintah harus berdasarkan hukum, bukan sentimen publik.

Yoo merupakan sosok yang sangat populer pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an berkat musik dansanya yang energik, tetapi tuduhan penghindaran militer memicu kemarahan publik. (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan