Cerita Masa Lalu Nadin Amizah dalam 5 Babak di Album 'Kalah Bertaruh'
Kamis, 27 Mei 2021 -
ALBUM Selamat Ulang Tahun dari Nadin Amizah menjadi pilihan album terbaik bagi beberapa musisi dan media musik di Indonesia. Terhitung lebih dari satu tahun album tersebut telah rilis, Nadin kembali melahirkan karya terbarunya dalam format mini album bertajuk Kalah Bertaruh pada 26 Mei 2021.
Masih berkisah tentang cinta belia yang penuh harap berserta huru-hara di dalamnya. Kalah Bertaruh bisa dikatakan sebagai gerbang menuju dunia lain seorang Nadin Amizah di masa lampau. Melalui dunia tersebut, ia membagikan kisah dari sebagian masa lalunya secara sukarela dengan nada-nada indah nan syahdu.
Baca juga:

Mini album Kalah Bertaruh terbagi menjadi lima babak, melalui lagu-lagu yang tersaji. Salah satunya lagu sebuah tarian yang tak kunjung selesai yang dipilih sebagai lagu utama di album ini.
“Karena lagu ini, aku menceritakan kisahku secara lengkap sebagai perempuan yang pernah kehilangan dan berproses dengan itu. Di album ini, aku hanya ingin didengar dengan baik melalui karyaku,” ucap Nadin dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Kamis (27/5).
Nadin kembali bermain dengan pilihan kata-kata puitis yang sederhana di Kalah Bertaruh dengan ramuan keindahan dalam upaya mengisahkan pertaruhan akan masa lalunya. Pada mini album ini, Nadin tidak hanya menulis kisahnya seorang diri, ia dibantu oleh Kevin Rindaldi, Ramadhan Zulqi dari Syarikat Idola Remaja dan Eky Rizkani dari Reruntuh.
Pemilihan peran-peran dalam proses produksi mini album ini menjadi komponen terpenting untuk Nadin secara pribadi. Dan nampaknya, Eky Rizkani mampu mentranslasikan Nadin Amizah beserta dunia kecilnya ke dalam mahakarya ini.
Baca juga:
“Aku rela dengerin album ini berkali-kali karena hasilnya memuaskan. Semoga keintiman dan tiap detil yang ingin aku sampaikan bisa didengarkan dengan baik ke setiap pendengar,” tambah musisi kelahiran 2000 ini.
Pada mini album teranyar ini, Nadin juga mampu merangkum proses seseorang dalam bertahan, memperjuangkan, melepaskan hingga mengikhlaskan sesuatu yang bukan menjadi miliknya.
Memulai babak pertaruhan dengan upaya bertahan dalam lagu sebuah tarian yang tak kunjung selesai, hingga dan, selesai. sebagai penutup yang disuguhkan dalam bentuk ajakan untuk berbahagia, meski itu di jalan yang berbeda. Nadin seolah berkisah seakan penyertaan Tuhan dan semesta menjadi salah satu bagian terpenting di tiap prosesnya.
“Mini album ini menjadi istimewa untukku, karena melalui karya ini, aku memberanikan diri untuk bicara sepenuhnya tentang cinta dengan sederhana dan tanpa diputar-putar,” tutupnya. (far)
Baca juga:
Indahnya Proses Terangkum dalam Lagu ‘Di Ujung Pelangi’ Endah N Rhesa