Cara Pemkot Yogyakarta Tekan Harga Minyak Goreng

Jumat, 26 November 2021 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Memasuki pekan ketiga November 2021 harga komoditas minyak goreng curah di Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih bertahan di harga Rp 19.000 per liter. Pemkot Yogyakarta akan menunjuk sejumlah produsen minyak untuk membuat minyak goreng kemasan bantal.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan minyak kemasan bantal dibuat agar harga minyak goreng lebih ekonomis dan terjangkau masyarakat.

"Kemasan itu rencananya dijual dengan harga Rp 14.000 per liter. Tujuannya untuk membantu menurunkan harga di tingkat pedagang," ujar Heroe melalui keterangan pers di Yogyakarta, Kamis (25/11).

Baca juga:

5 Obat Herbal Atasi Kolesterol Tinggi

Heroe melanjutkan harga minyak yang tinggi turut menurunkan daya beli masyarakat. Akibatnya omzet pedagang menurun.

"Jumlah pembelian berkurang karena memang harganya cukup tinggi. Padahal stoknya cukup tinggi," katanya.

Sedangkan untuk komoditas kebutuhan pokok lain, Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan harganya stabil dan persediaannya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.

"Ada sedikit kenaikan untuk cabai karena memang saat ini musim hujan," katanya.

Harga cabai rawit merah dari semula Rp 23.000 per kg mengalami kenaikan menjadi Rp 25.000 per kg, cabai merah keriting naik Rp 1.000 menjadi Rp 32.000 per kg, dan cabai merah besar bertahan di Rp 40.000 per kg.

Baca juga:

Tips Mudah dan Cepat Menurunkan Kolesterol Tinggi

Komoditas telur ayam ras juga tetap stabil yaitu Rp 23.000 per kg, ayam potong Rp 34.000 per kg, dan beras premium dijual dengan harga Rp 10.300 per kg.

Sementara itu, Heri Yuwono salah seorang pedagang minyak goreng di Pasar Kranggan mengatakan, kenaikan minyak goreng curah cukup tinggi dari semula Rp12.000 per liter menjadi Rp 19.000 per liter.

"Harga ini cukup tinggi. Ada juga pedagang yang menjual sampai Rp 20.000 per liter," katanya.

Kenaikan harga minyak goreng curah tersebut, berpengaruh pada penurunan omzet, dari semula dapat menjual 20-25 jerigen per hari turun menjadi 10 jerigen per hari.

"Apalagi sekarang masih pandemi sehingga penurunan omzet ini sangat terasa," katanya.

Baca juga:

Deretan Makanan yang Berkhasiat Menurunkan Kolesterol

Sebelumnya, Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Sri Riswanti mengatakan, kenaikan harga minyak goreng curah sudah dimulai sejak April.

Kenaikan harga disebabkan kenaikan harga CPO dan permintaan yang luas biasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan industri berbasis biodiesel ditambah menurunnya produksi CPO dalam negeri.

Ia memastikan, kenaikan harga minyak goreng tidak dipengaruhi oleh berkurangnya persediaan komoditas kebutuhan pokok tersebut. Saat ini, kebutuhan konsumsi minyak goreng di DIY mencapai 492 ton per pekan. (Patricia Vicka/Yogyakarta)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan