Burj Al Babas, Kota Hantu dengan Ribuan Kastil 'Negeri Dongeng'
Kamis, 08 Juli 2021 -
SEBUAH 'Kota Hantu' yang tampak 'Aesthetic' di Turki tengah menjadi perbincangan di media sosial. Kota tersebut ialah Burj Al babas, yang merupakan sebuah komplek pembangunan vila terbengkalai.
Menariknya, vila yang dibangun bukanlah vila biasa, melainkan ratusan vila bernuansa kastil bak di 'Negeri dongeng' yang terbentang hampir sejauh mata memandang.
Baca Juga:
Mengutip odditycentral, perumahan tersebut seharusnya menjadi tempat istirahat atau liburan untuk para wisatawan di dunia. Pembuatan bangunan dan lingkungan perumahan tersebut, terinspirasi dari kastil yang tersebar di dekat desa Mudurnu di barat laut Turki.
Namun sayangnya, ratusan bangunan rumah atau vila yang awalnya sangat cantik bak kastil di 'Negeri Dongeng', sekarang beberapa di antaranya sudah mulai rusak.
Ratusan bangunan tersebut menjadi saksi bisu tentang sebuah ambisi besar dan harga properti super mewah, namun pada akhirnya akibat faktor ekonomi Burj Al Babas tak rampung dibangun.
Burj Al Babas merupakan gagasan dari Yerdelen Brothers, yang menjalankan sebuah perusahaan konstruksi bernama Sarot Property Group.
Tujuan Yerdelen Brothers ialah untuk menarik pembeli kaya dari Timur Tengah. Karena banyak dari mereka yang suka berlibur di Turki.
Hal itu tak terlepas lantaran Turki memiliki iklim Mediterania serta pemandangan yang indah. Hingga mereka berencana memberikan harga vila yang sesuai.
Awalnya, vila yang mirip bangunan di Disney Land tersebut dijual seharga USD 500 ribu atau sekitar Rp 7,2 miliar. Yerdelens Brothers pun telah sukses menjual sekitar setengah dari sekitar 700 vila sebelum harganya menurun.
Baca Juga:
Rumah Terapung Ini Jadi Sorotan di Internet, Desainnya Kece Abis
Pertama harga minyak dikabarkan anjlok, hal itu pun lantas memengaruhi pembelian. Kemudian adanya serangkaian peristiwa yang membuat ekonomi Turki mengalami krisis.
Proyek ambisius tersebut dibangun di daerah yang terkenal dengan sumber air panasnya. Pada setiap vila di Burj Al BAbas, memiliki pemanas di bawah lantai dan Jacuzzi di setiap tingkat.
Tak hanya itu, terdapat pilihan untuk memiliki kolam renang dalam ruangan. Bahkan terdapat sebuah pusat perbelanjaan yang terinspirasi oleh US Capitol. Kemudian ada taman hingga kolam yang rimbun untuk menciptakan lanskap bak di Negeri Dongeng.
Konstruksi yang dimulai pada 2014 itu melibatkan tenaga kerja lebih dari 2.500 orang. Namun, penjualan pun melemah. Mata uang Turki runtuh, dan Sarot tak bisa membayar pinjamannya. Hal itu menyebabkan konstruksi harus dihentikan.
Pada tahun 2019, Burj Al Arab sudah berjalan sekitar 50 persen menuju penyelesaian, namun belum ada perkembangan lagi sejak saat itu. Tidak satu pun dari 530 vila yang dibangun sejauh ini.
Justru Burj Al Babas saat ini menjadi daya tarik menakutkan bagi para wisatawan yang tertarik dengan 'Kota Hantu' tersebut.
Burj Al Babas sudah menelan biaya senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun untuk pembangunannya, dan pihak pengembang belum menyerah dengan proyek ini.
"Kami hanya perlu menjual 100 vila untuk melunasi utang kami, kami yakin kita bisa mengatasi krisis ini dalam empat hingga lima bulan dan meresmikan sebagian proyek," ujar Mezher Yerdelen, wakil ketua Sarot Property Group.
Meski telah mengajukan kebangkrutan, Sarot Property Group berharap pada akhirnya akan memberikan 'surga' yang pernah dijanjikan pada para kliennya. Pemerintah Turki pun sangat mendukung proyek tersebut. (ryn)
Baca Juga: