Bukan Cuma Tahan Banting, Bass Black Eagle Nirvana Juga Sarat Sejarah
Minggu, 03 Juni 2018 -
IBANEZ Black Eagle. Krist Novocelic memakainya kala tur bersama Nirvana pada 1992-1993. Kini, ia telah mendonasikan bass tersebut kepada Music for America (MFA). Ibanez Black Eagle bukanlah bass biasa.
Kerennya desain Black Eagle tidak perlu dipertanyakan lagi. Bicara soal kelebihan, ada hal lebih penting ketimbang hanya memerhatikan sisi estetikanya. Bass ini merepresentasikan titik balik sejarah gitar Jepang. Terutama, gitar-gitar buatan Ibanez.
Vintageguitar.com melansir, model gitar-gitar elektrik dan bass Jepang pada era 70-an benar-benar meniru buatan Amerika. Harganya pun dibanderol ‘murah’.
Saat itu, pendistribusian gitar-gitar dan bass impor ditangani distributor regional seperti Grossman, CMI, C. Bruno, Continental, Buegeleisen & Jacobson, Coast, St. Louis Music, dan L.D. Heater. Distributor biasanya mengemasnya lengkap dengan picks, senar, dan winder.
Hoshino Gakki Ten, pemegang merek Ibanez, justru datang dengan strategi berbeda. Mereka membeli Elger Guitars, produsen skala kecil yang terafiliasi dengan toko musik lokal di Ardmore, Pennsylvania.
Pemasaran Elger saat itu dikawal musisi Pennsylvania bernama Jeff Hasselberger. Ia menjelaskan Elger bukanlah distributor fully-fledged. Artinya, mereka mereka tidak melakukan seluruh fungsi strategis seperti suplai bahan baku, proses manufaktur dan penjualan. Akibatnya, Hoshino harus menarik pembeli ke toko.
Jeff amat menyukai desain Black Eagle. Bass hitam dengan sentuhan kayu maple dan mahogany. Kemudian terdapat dua kumparan tunggal Super Bass dengan dua kendali volume dan sebuah master Tone.
Desain ciamik memang menjadi strategi untuk menarik perhatian pembeli. Strategi ini ternyata berhasil. Apalagi, Black Eagle juga mampu mengeluarkan suara keren serta tahan banting.
Kamu hafal gaya permainan musik Nirvana di atas panggung, kan? Terlihat keras. Mereka kadang melempar dan membanting gitar dan bass saat pertunjukan.
Krist juga punya gaya khas saat memainkan Black Eagle. Bertubuh tinggi, ia kerap menunduk kala memainkan bass yang ia taruh di bawah pinggangnya.
Di mata Krist, Black Eagle merupakan instrumen musik keren. Dibeli di Olympia, Washington, bass ini amat solid. Ia juga mengakui kehebatan Black Eagle sebagai instrumen murah, tetapi tidak ‘murahan’.
Meski kerap dibanting, bass keren tersebut tetap berfungsi. Krist memakai Black Eagle untuk pertama kali saat memproduksi album ‘Bleach’ pada 1989. Saat itu, ia membanting bass setiap malam.
Black Eagle bukanlah instrumen langka. Akan tetapi amat spesial. Produksi pertama, pada 1976, diproduksi sebanyak 200 unit. Kedua, 1978, 207 unit. Lalu ketiga, 1979, sebanyak 52 unit. Total ada 500 unit.
Di tahun 1978, muncul pula White Eagle yang didominasi warna putih. Nah, enggak nyangka kan, kalau Black Eagle yang dahulu dipakai Krist merupakan bagian dari sejarah gitar dan bass di Jepang? (rin)