BMKG Ungkap Kunci Bangun Ketahanan Hadapi Ancaman Bencana Alam

Rabu, 07 Agustus 2024 - Frengky Aruan

MerahPutih.com - Ancaman bencana alam bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, perlunya kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak untuk menjaga keamanan masyarakat dari bahaya bencana alam seperti tsunami dan gempabumi.

Kolaborasi ini menjadi penting karena sejarah membuktikan, bencana alam menjadi ancaman nyata keselamatan masyarakat dunia. Dia mencontohkan kolaborasi Indonesia bersama beberapa negara lain yang memiliki potensi terjadi bencana cukup tinggi.

"Indonesia, Australia, dan India (berkolaborasi) untuk melindungi 25 negara di sepanjang Samudera Hindia," kata Dwikorita saat menjadi keynote speech Program 8th ABU Media Summit on Climate Action and Disaster Prevention di Bali dikutip Rabu (7/8).

Dwikorita menekankan perlunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sistematis dalam mentransformasikan bahaya risiko menjadi sebuah ketahanan. Namun, meskipun pengamatan secara sistematis dilakukan selama 24 jam tanpa henti dengan teknologi canggih, masyarakat masih belum sepenuhnya aman.

Baca juga:

Prakiraan BMKG: Hujan dan Berawan di Sejumlah Kota Besar Indonesia

Diperlukan sosialisasi untuk menyederhanakan bahasa teknologi menjadi bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.

“Misalnya, peringatan dini tsunami dan gempabumi harus menggunakan bahasa sederhana agar masyarakat cepat mengerti dan lebih peduli demi keselamatan bersama,” ungkap Dwikorita.

Untuk menghadapi persoalan tersebut, BMKG bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi persoalan tidak hanya soal ilmu pengetahuan saja.

“Tapi juga pendidikan dan pemberdayaan untuk memiliki ketahanan di mana tidak ada korban dan keberlanjutan,” jelas Dwikorita.

Di sisi lain, BMKG terus berupaya untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya adalah melalui program Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG).

Dalam program ini memungkinkan BMKG dan masyarakat saling bertukar pengetahuan tentang mitigasi bencana alam. “Khususnya dari sisi teknologi dan kearifan lokal,” ucap Dwikorita.

Nantinya, peserta yang telah ikut menjadi perpanjangan tangan BMKG untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di lingkungan terdekat.

Baca juga:

Mitigasi Kebakaran Hutan saat Musim Kemarau, BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatra dan Kalimantan

“Tujuan besarnya agar seluruhnya dapat memahami peringatan dini untuk membantu sesama dalam menghadapi bencana,” imbuh Dwikorita.

Perlu diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki banyak ancaman bencana alam. Sebut saja gempabumi, tsunami, perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan letusan gunung berapi menjadi bencana multi hazard yang harus ditangani dengan serius. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan