BMKG Ungkap Kunci Bangun Ketahanan Hadapi Ancaman Bencana Alam

Frengky AruanFrengky Aruan - Rabu, 07 Agustus 2024
BMKG Ungkap Kunci Bangun Ketahanan Hadapi Ancaman Bencana Alam

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Dok. BMKG)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ancaman bencana alam bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, perlunya kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak untuk menjaga keamanan masyarakat dari bahaya bencana alam seperti tsunami dan gempabumi.

Kolaborasi ini menjadi penting karena sejarah membuktikan, bencana alam menjadi ancaman nyata keselamatan masyarakat dunia. Dia mencontohkan kolaborasi Indonesia bersama beberapa negara lain yang memiliki potensi terjadi bencana cukup tinggi.

"Indonesia, Australia, dan India (berkolaborasi) untuk melindungi 25 negara di sepanjang Samudera Hindia," kata Dwikorita saat menjadi keynote speech Program 8th ABU Media Summit on Climate Action and Disaster Prevention di Bali dikutip Rabu (7/8).

Dwikorita menekankan perlunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sistematis dalam mentransformasikan bahaya risiko menjadi sebuah ketahanan. Namun, meskipun pengamatan secara sistematis dilakukan selama 24 jam tanpa henti dengan teknologi canggih, masyarakat masih belum sepenuhnya aman.

Baca juga:

Prakiraan BMKG: Hujan dan Berawan di Sejumlah Kota Besar Indonesia

Diperlukan sosialisasi untuk menyederhanakan bahasa teknologi menjadi bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.

“Misalnya, peringatan dini tsunami dan gempabumi harus menggunakan bahasa sederhana agar masyarakat cepat mengerti dan lebih peduli demi keselamatan bersama,” ungkap Dwikorita.

Untuk menghadapi persoalan tersebut, BMKG bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi persoalan tidak hanya soal ilmu pengetahuan saja.

“Tapi juga pendidikan dan pemberdayaan untuk memiliki ketahanan di mana tidak ada korban dan keberlanjutan,” jelas Dwikorita.

Di sisi lain, BMKG terus berupaya untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya adalah melalui program Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG).

Dalam program ini memungkinkan BMKG dan masyarakat saling bertukar pengetahuan tentang mitigasi bencana alam. “Khususnya dari sisi teknologi dan kearifan lokal,” ucap Dwikorita.

Nantinya, peserta yang telah ikut menjadi perpanjangan tangan BMKG untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di lingkungan terdekat.

Baca juga:

Mitigasi Kebakaran Hutan saat Musim Kemarau, BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatra dan Kalimantan

“Tujuan besarnya agar seluruhnya dapat memahami peringatan dini untuk membantu sesama dalam menghadapi bencana,” imbuh Dwikorita.

Perlu diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki banyak ancaman bencana alam. Sebut saja gempabumi, tsunami, perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan letusan gunung berapi menjadi bencana multi hazard yang harus ditangani dengan serius. (Knu)

#BMKG #Bencana Alam #Gempa Bumi #Tsunami
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Gubernur Banten Siaga Hadapi Bencana di Januari Hingga Maret 2026, Cek SDM dan Peralatan
Fokus utama diarahkan pada sinergi lintas lembaga dan kesiapan teknis di wilayah rawan banjir dan longsor agar perlindungan warga berjalan optimal.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 24 November 2025
Gubernur Banten Siaga Hadapi Bencana di Januari Hingga Maret 2026, Cek SDM dan Peralatan
Indonesia
PVMBG Larang Masyarakat Beraktivitas Radius 20 Kilometer dari Puncak Semeru, Petugas Catat 44 Kali Gempa Letusan Selama 6 Jam Terakhir
Aktivitas kegempaan Gunung Semeru menunjukkan peningkatan signifikan
Angga Yudha Pratama - Senin, 24 November 2025
PVMBG Larang Masyarakat Beraktivitas Radius 20 Kilometer dari Puncak Semeru, Petugas Catat 44 Kali Gempa Letusan Selama 6 Jam Terakhir
Indonesia
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan pada Senin, 24 November 2025, Waspada Suhu Tinggi
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan pada Senin, 24 November 2025, Waspada Suhu Tinggi
Frengky Aruan - Senin, 24 November 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan pada Senin, 24 November 2025, Waspada Suhu Tinggi
Indonesia
Prakiraan Cuaca BMKG, 24 November: Mayoritas Kota Besar Indonesia Diguyur Hujan dan Petir
Untuk Sulawesi, BMKG memprakirakan Manado dan Kendari berawan tebal
Angga Yudha Pratama - Senin, 24 November 2025
Prakiraan Cuaca BMKG, 24 November: Mayoritas Kota Besar Indonesia Diguyur Hujan dan Petir
Indonesia
Semeru Hantam 204 Hektare Lahan Pertanian Warga, BNPB Ungkap Tiga Orang Luka Berat Terjebak Material Vulkanik
Untuk meringankan beban korban, BNPB telah menyalurkan berbagai bantuan logistik dan kebutuhan kelompok
Angga Yudha Pratama - Senin, 24 November 2025
Semeru Hantam 204 Hektare Lahan Pertanian Warga, BNPB Ungkap Tiga Orang Luka Berat Terjebak Material Vulkanik
Indonesia
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 24 November 2025: Awan Tebal di Pagi Hari, Siang Bakal Cerah Berawan
Pola cuaca serupa juga berlaku di Jakarta Timur dan Jakarta Utara
Angga Yudha Pratama - Senin, 24 November 2025
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 24 November 2025: Awan Tebal di Pagi Hari, Siang Bakal Cerah Berawan
Indonesia
Prakiraan BMKG: Jakarta Tidak Diguyur Hujan Senin, 24 November 2025
Pada pagi hari prmisalnya, cuaca di seluruh wilayah Jakarta akan berawan tebal.
Frengky Aruan - Senin, 24 November 2025
Prakiraan BMKG: Jakarta Tidak Diguyur Hujan Senin, 24 November 2025
Indonesia
Prakiraan Cuaca Jakarta 23 November 2025: BMKG Sebut Hujan Bakal Turun Mulai Sore hingga Malam Hari
BMKG menyebutkan, Jakarta akan diguyur hujan pada Minggu (23/11) mulai sore hingga malam hari.
Soffi Amira - Minggu, 23 November 2025
Prakiraan Cuaca Jakarta 23 November 2025: BMKG Sebut Hujan Bakal Turun Mulai Sore hingga Malam Hari
Indonesia
Pengungsi Letusan Gunung Semeru Kembali ke Rumah
BNPB juga terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru bersama kementerian dan lembaga teknis.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Pengungsi Letusan Gunung Semeru Kembali ke Rumah
Indonesia
Bencana Longsor di Banjarnegara, 10 Tewas dan Belasan Lainnya masih Hilang, Ratusan Pengungsi Butuh Pertolongan
Para penyintas saat ini membutuhkan bantuan nan mendesak meliputi popok balita, perlengkapan mandi, pakaian, susu dan makanan anak.
Dwi Astarini - Jumat, 21 November 2025
Bencana Longsor di Banjarnegara, 10 Tewas dan Belasan Lainnya masih Hilang, Ratusan Pengungsi Butuh Pertolongan
Bagikan