BMKG Prakarsai Kerja Sama Negara-negara Maritim
Selasa, 24 November 2015 -
MerahPutih Peristiwa - Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia terletak pada posisi amat strategis. Diapit oleh Benua Asia dan Benua Australia, Indonesia juga berada di antara dua samudra yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Posisi Indonesia yang dilalui oleh garis khatulistiwa menjadikan Benua Maritim Indonesia (BMI) sebagai generator cuaca untuk wilayah belahan bumi utara maupun selatan. Karenanya, Indonesia menginisiasi International Implementation Plan Workshop Year of The Maritime Continent.
"Ini adalah kegiatan penelitian bersama khusus untuk memperbaiki prakiraan cuaca terutama di benua maritim. Saat ini pada tahun 2015 sudah diawali cake of meeting. Tahun 2017-2018 ini merupakan kegiatan yang kedua dan BMKG menjadi koordinator," ujar Andi Eka Sakya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di kantornya, Selasa (24/11).
Menurut Andi, agenda ini telah diikuti oleh 11 Negara di antaranya Australia, Tiongkok, Jepang, Filiphina, Singapura, Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia diwakili BMKG.
"Manfaatnya sangat banyak mengenal interaksi iklim dan atmosfir dalam maritim, kapasitas building dari SDM, membantu dari segi perbaikan peringatan dini yang berbasis dini. Bersama-sama melakukan penelitian di Indonesia untuk menjadi agenda penelitian nasional," ujarnya.
Sebagai koordinator, BMKG juga melakukan kapasitas building. BMKG menggunakan kapal Baruna Jaya 1 sampai 4 untuk melakukan penelitian dan sudah dilakukan pelayaran. Andi berharap, perhelatan ini menjadi event berkelanjutan dan terus-menerus.
"Riset kerja sama ini sudah biasa kita lakuakan, dan ini sangat besar karena 11 negara. Terkait dengan stok sumber daya ikan dan iklim cukup menarik, karena ini sebagai poros maritim. Dengen menenggelamkan kapal-kapal oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), kita juga perlu tahu berapa jumlah ikan yang ada setelah ditenggelamkan," jelasnya. (aka)
Baca Juga: