BMKG Angkat Bicara Soal Informasi Bakal Terjadi Gempa 8 SR Akibat Gunung Krakatau

Minggu, 04 Oktober 2020 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan rekaman suara atau voice note yang tersebar di media sosial grup Whatsapp dan menyebut akan terjadi gempa sebesar 8 skala richter (SR) akibat letusan Gunung Krakatau adalah hoaks atau berita bohong.

"Informasi mengenai akan terjadinya gempa 8 skala richter (SR) akibat letusan Gunung Krakatau dalam rekaman tersebut dengan menyebutkan bahwa sumber info dari BMKG adalah berita bohong (hoaks) yang tidak layak dipercaya oleh masyarakat," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis, Minggu (4/10).

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: BI Bagi-bagi Hadiah Langsung Transfer ke Rekening Pribadi

Rekaman berita bohong ini sebenarnya sudah pernah beredar sebelumnya, sehingga tidak perlu ditanggapi karena sengaja disebarkan ulang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan menciptakan kecemasan dan kepanikan masyarakat.

Oleh karena itu masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak meneruskan rekaman berita bohong tersebut kepada pihak lain agar mata rantai penyebaran berita bohong ini terputus dan berhenti.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Dia menyebut masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait aktivitas gunung api dengan menghubungi lembaga yang berwenang, yaitu Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM.

Sementara itu untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas gempa tektonik, pastikan masyarakat mendapat informasi dari lembaga yang berwenang, yaitu BMKG.

Baca Juga:

[HOAKS ATAU FAKTA]: Mulai 1 Oktober Nusa Ekspres Rute Cilacap-Tegal Beroperasi

Rahmat menambahkan hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan, di mana, dan berapa besar kekuatan atau magnitudo gempa bumi akan terjadi, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak percaya dengan ramalan gempa bumi. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan