Beragam Olahan Daging Legendaris dari Tanah Batak
Minggu, 14 Oktober 2018 -
TANAH Batak merupakan surganya olahan daging dan ikan. Ada banyak olahan lauk dengan pengolahan dan bumbu-bumbu khas. Sajian Batak biasanya tak lepas dari hari-hari spesial atau acara-acara adat.
Olahan daging masyarakat Batak terkenal dengan penggunaan bumbu seperti bawang Batak, jeruk, dan andaliman. Bumbu-bumbu itu tak digunakan di daerah lain, sehingga masakan Batak disebut-sebut spesial di antara yang lain.
Mengenai bahan, olahan daging khas Batak beberapa menggunakan daging babi (B2) atau anjing (B1). Namun, kini bahan dasar masakan Batak berkembang juga dengan penggunaan daging lain seperti kerbau dan sapi. Penggunaan bumbu yang sama dan bahan yang bisa diterima komunitas lebih luas lagi membuat hidangan Batak diterima di daerah lain.
Selain itu, ada juga beberapa pengolahan yang menggunakan darah. Seperti juga daging B1 dan B2, banyak resep yang menyediakan pilihan untuk mengganti darah dengan hati. Hal tersebut agar masakan Batak bisa tetap dicicipi berbagai kalangan.
Berikut Merahputih.com sajikan lima ragam olahan daging yang legendaris dari Tanah Batak.
1. Saksang

Saksang (sebetulnya ditulis sangsang) merupakan masakan khas Batak terkenal sebagai olahan daging anjing, daging babi, atau juga daging kerbau.
Saksang dalam masyarakat Batak merupakan sajian istimewa. Menu wajib dalam acara-acara adat atau prosesi pernikahan. Kini saksang menjadi masakan umum. Bisa ditemukan di berbagai kedai makan-minum tradisional Batak atau disebut lapo. Lapo bahkan ditemukan di berbagai daerah Tanah Air, terutama di kota-kota besar.
2. Cipera

Cipera merupakan makanan olahan daging ayam kampung dengan tepung jagung. Tampilan cipera sangat menggugah selera seperti gulai di masyarakat minang dengan kuah lebih kental.
Secara tradisional cipera biasa disajikan saat pesta adat masyarakat Karo. Sehingga makanan ini termasuk makanan istimewa yang juga melambangkan keguyuban Suku Karo. Saat ini cipera mudah ditemukan di rumah-rumah makan seperti di Brastagi dan Kabanjahe.
3. Namalum Malum

Namalum malum merupakan olahan daging berkuah dengan campura tepung beras sangrai. Biasa disajikan dalam acara adat Suku Batak. Namalum malum dalam sajian acara adat biasanya menggunakan daging babi, kemudian berkembang dengan penggunaan daging kerbau dengan resep yang sama. Olahan daging ini menggunakan tambahan rebung.
Petama-tama daging terlebih dahulu direbus hingga matang. Step kedua memasak tepung beras dengan bumbu yang dicampur air honje dan air biasa. Baru daging yang sudah matang dicampurkan ke dalam masakan tepung.
4. Ayam Gota

Ayam gota merupakan olahan ayam kampung berkuah dengan tambahan darah sehingga masakan ini diakui memiliki citarasa berbeda dengan kebanyakan masakan lain. Gota dalam bahasa batak berarti darah.
Penggunaan darah dalam ayam gota membuat masakan ini tak bisa dinikmati semua orang. Bahan darah ayam kemudian bisa diganti dengan bahan lain seperti hati. Sementara bumbu dan bahan utama daging ayam tetap sama.
5. Gantalan

Gantalan sebetulnya lebih pada olahan kulit sapi yang dicampur dengan rebung. Bumbu-bumbu gantalan seperti pada pengolahan dagin seperti ada serai, asam kandis, jeruk nipis, dan santan. Selain itu, ada bumbu yang biasa diolah untuk kuah bersantan seperti jahe, bawang putih dan merah, kencur, jahe, lengkuas, dan kemiri sangrai.
Meski bumbu-bumbunya cukup banyak, gantalan khas Batak diolah dengan sederhana. Rebung dan kulit sapi rebus kemudian dicampurkan dengan bahan-bahan dan dimasak dengan air dan santan hingga benar-benar matang. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Nilomang Olahan Daging Khas Batak yang Dimasak Seperti Lemang