Bawa Bekal vs Jajan, Manakah yang Lebih Eksis?

Jumat, 12 April 2019 - Dwi Astarini

DI era beli makan tinggal pencet, membawa bekal terasa enggak penting ya. Buat apa repot memasak, mengemas bekal, lalu membawa kotak makan kalau bisa memesan makan lewat abang ojek daring. Ya kan?

Namun jangan salah, membawa bekal ternyata jadi bagian penting dari pemenuhan gizi kamu lo. Saking pentingnya, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Badan POM menginisiasi Hari Bawa Bekal Nasional sejak 2013. Latar belakangnya sih, adanya temuan bahwa hampir 50% jajanan dan makanan yang dijual di pasaran enggak memenuhi standar gizi dan kebersihan.

Niatnya sih, membawa bekal enggak cuma dilakukan sehari di tanggal 12 April. Bagusnya, membawa bekal jadi bagian dari gaya hidup bagi kaum urban yang terkenal doyan eksis dan sibuk. Okelah, kamu bisa eksis dengan makan di restoran. Bisa unggah foto-foto makanan yang unik, enak, dan bikin ngiler. Pakai tagar #foodporn pula.

Padahal nih, dengan unggah bekal keren ala bento atau masakan kamu sendiri, kamu bisa lebih eksis. Teman-teman kamu bakal terpesona dengan kebisaan memasakmu. Kalau sudah begitu, pujian akan mengalir untuk bekal eksismu.

Tapi, eh tapi, apa iya membawa bekal cuma buat adu eksis?

1. Membawa Bekal Berpotensi Menghemat Uangmu

piggy bank
Uang yang dihemat dari membawa bekal luamyan lo. (foto: pixabay/luxtrom)

Apa benar bawa bekal bisa menghemat uang? Berapa banyak?

Sebelum mengetahui penghematan yang bisa kamu dapat dari membawa bekal, kamu harus tahu dulu strategi perencanaan keuangan. Financial planner Prita Ghozie membagikan ilmunya ketika dihubungi Merahputih.com. "Perencanaan keuangan sangat penting karena berpotensi menjadikan hidup di masa depan lebih sejahtera," tegasnya.

Perempuan yang kini menjadi CEO untuk ZAP Financial ini menyarakan melakukan bujeting sederhana dengan membagi 50% penghasilan untuk biaya hidup, 30% untuk dana darurat investasi serta tabungan, dan 20% untuk gaya hidup. "Biasanya perhitungan ini berlaku untuk lajang atau mereka yang berpenghasilan masih minim," jelasnya.

Sementara itu, untuk kamu yang sudah berpenghasilan lebih besar, Prita menyarankan untuk menggunakan alokasi yang lebih tersebar, semisal 5% zakat & sosial, 10% dana darurat, 60% untuk biaya hidup dan cicilan, 15% untuk tabungan dan investasi, dan 10% untuk gaya hidup.

Dengan perencanaan keuangan sedemikian rupa, kamu akan lebih terarah dalam pengeluaran. Meskipun demikian, Prita tidak memungkiri bahwa membawa bekal dari rumah bisa menghemat pengeluaran kamu. "Biasanya ada penghematannya. Karena masak di rumah biasanya lebih murah ketimbang membeli. Namun, ini berlaku untuk masak yang dilakukan untuk satu keluarga ya," jelasnya.

Ia lalu memberi ilustrasi seberapa rupiah yang bisa kamu simpan dari membawa bekal. "Misalkan biasanya makan siang habis Rp50 ribu-Rp75 ribu per hari, kamu mungkin bisa dapat lebih dari sekitar Rp1 juta sebulan," jelasnya.

Dalam gambaran lain, seperti dikutip Moneysmart, UMP DKI Jakarta pada 2018 mencapai Rp3.648.035. Dari jumlah itu, pengeluaran makan harian tanpa membawa bekal atau masak sendiri ialah sekitar Rp10 ribu-Rp100 ribu sekali makan. Tentunya tergantung tempat makan kamu ya.

Kalikan saja angka itu dengan 25 hari. Total sekitar Rp250 ribu-Rp2.500.00. Lumayan ya? Jumlah itu belum ditambah ongkos kirim jika pesan antar atau biaya transpor kalau kamu makan siang cukup jauh dari kantor.

Nah, terbayangkan kan berapa penghematan yang bisa kamu dapat dari membawa bekal itu. Terus, untuk apa sih idealnya penghematan itu? Prita memberi saran untuk melakukan investasi. "Bisa potong di awal minimal 10% dari gaji. Kamu bisa berinvestasi dalam bentuk reksa dana dan tabungan emas," sarannya.

Dengan punya investasi, masa depan kamu terjamin. Bahkan dana untuk traveling bisa banget kamu wujudkan dengan skema itu. Cukup bisa bikin kamu eksis di masa depan kan?


2. Membawa Bekal Ramah Lingkungan

lunch box
Membawa kotak bekal makan berarti mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. (foto: pixabay/jelly)

Saat membawa bekal, secara enggak langsung kamu sudah ikut andil dalam mengurangi sampah plastik sekali pakai. Pernah dong membeli makan yang dibungkus kemasan plastik atau styrofoam. Ih, betapa kemasan itu akan jadi sampah yang melukai Bumi.

Dengan bawa bekal, kamu mengemas makanan dalam kotak makan yang bisa dipakai ulang. Jadi penggunaan plastik sekali pakai pun berkurang. Asalkan ingat bawa pulang Tupperware kamu ya.

3. Membawa Bekal Mengingatkan pada Rumah


Sesekali jajan sih boleh karena itu akan memperkaya pengetahuan rasa kamu. "Kadang jajan buat aku untuk memperkaya lidah kita. Pengin tahu aja, makan di tempat itu kayak apa sih, masakannya apa aja sih," ujar Chef Santhi Serad saat ditemui Merahputih.com di Ramurasa Cooking Studio, Kemang, Jumat (5/4).

Ia lalu bercerita bahwa baru beberapa hari sebelumnya ia khusus memasak makanan rumahan berupa tumis kulit melinjo dan ikan asin untuk bekal. "Aku kan beberapa waktu lalu kan ke London 10 hari ya. Sampai di sini langsung kangen makanan rumahan. Jadi ya langsung bikin menu sayur asem, ikan asin, dan sambal terasi," kisah chef yang baru saja berpartisipasi di London Book Fair ini.

4. Bawa Bekal Memastikan Asupan Nutrisi Kamu Terjaga

lunch box
Nutrisi dijamin terjaga denngan membawa bekal. (foto: pixabay/jyleen21)


Nutrisi yang baik berarti kesehatan yang prima. Kandungan nutrisi yang pas enggak selalu bisa kamu dapat saat jajan. Porsi sayur dan buah, misalnya. "Sebaiknya harus lebih sayur dalam bekal. Kan ada beberapa profesi yang membuat orang jarang bergerak, duduk lebih lama. Nah, itu bisa diseimbangkan dengan konsumsi protein yang seimbang, sayuran, dan pilihan karbohidrat yang sehat. Semisal, beras diganti beras merah, sorgum, atau beras cokelat yang lebih sehat," sarannya.

Founder ACMI ini juga menyarankan beberapa jenis sayuran khas Indonesia yang enak dijadikan bekal. "Ada pohpohan, kenikir, atau pegagan. Oalahannya bisa lalap, bisa juga tumis," sarannya.


5. Membawa Bekal Berarti Membantu Resep Leluhur Tetap Eksis


Membeli makan atau jajan memang mudah. Namun, dalam jangka panjang itu membuat kamu kehilangan pengetahuan dalam hal memasak. Sayang sekali ya. Heru Nurseto dari Komunitas Masak Akhir pekan menyebut kemudahan dalam membeli makanan membuat banyak orang enggak lagi masak. "Karena waktu masak yang sudah berkurang, kita kehilangan pengetahuan tentang pangan dan bahan makanan," ujarnya saat berbicara di International Forum ob Spice Route (IFSR) 2019, beberapa waktu lalu.

Hal itu, menurutnya, membuat kita rentan mengalami rawan pangan di masa depan. Dengan membawa bekal dari rumah, kamu akan beusaha meluangkan sedikit waktu untuk memasak. Bukan tak mungkin, kamu akan menemukan minat baru dalam dunia memasak. Ya kan?

6. Membawa Bekal Menghemat Waktu dan Efisien

beakfast
Makan siang dengan bekal di rumah menghemat waktumu. (foto: pixabay/freephotos)

Pernahkah kamu terjebak dalam tumpukan pekerjaan sehingga hampir tak punya waktu untuk keluar kantor untuk makan siang? Jika iya, kamu pasti akan amat bersyukur ketika membawa bekal. Alasannya, kamu enggak perlu beranjak dari kantor untuk mengisi perut dengan makanan sehat.

Bayangkan saja jika kamu harus keluar kantor untuk membeli makanan. Paling tidak, kamu akan menghabiskan waktu sejam untuk pergi dan kembali. Akibatnya, saat waktu pulang kantor tiba, kamu malah belum selasai dengan tugasmu. Sayang sekali kan.

Nah, buat anak sekolahan, membawa bekal berarti enggak perlu antre di kantin untuk membeli makanan. Kamu tinggal membuka bekal di meja atau di teras atau taman sekolah. Waktu yang terbuang untuk mengantre bisa kamu manfaatkan untuk sekadar bermain atau ngobrol berasama teman. Efektif kan?

Jadi Manakah yang Lebih Eksis, Jajan ataukah Membawa Bekal?

Pilihan membawa bekal atau jajan memang terkait erat dengan preferensi pribadi. Ada yang gemar hidup sehat, ada juga yang sedikit cuek. Ada yang gemar memasak, ada juga yang menilai memasak merepotkan.

Meskipun demikian, membawa bekal sudah pasti memberi kamu 'ruang' lebih untuk eksis. Semisal nih, uang lebih dari bawa bekal bisa membuat kamu punya tabungan atau investasi untuk traveling. Eksis banget kan?

Lainnya, membawa bekal membuat kamu berkontribusi dalam menyelamatkan lingkungan lewat pengurangan pemakaian sampah plastik. Dalam hal kehidupan sosial sama keluarga, membawa bekal bikin kamu merasa eksis jadi anggota sebuah keluarga (asal Tupperware enggak hilang lo ya hehehehe). Yang enggak kalah penting, memasak untuk bekalmu sendiri mungkin saja memunculkan minat atau bakat kuliner yang selama ini enggak pernah kamu sangka. Siapa tahu aja nih, kamu bisa jadi chef suatu hari nanti dan eksis di mana-mana.

Tapi kan, bawa bekal bikin enggak bisa nongkrong ngopi cantik sama teman? Siapa bilang, kamu kan cuma bawa bekal kali, bukan secangkir kopi atau frappe.(dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan