Banjir Lahar Dingin di Gunung Semeru Telan Tiga Korban Jiwa
Sabtu, 20 April 2024 -
MerahPutih.com - Tiga warga meninggal dunia akibat banjir lahar dingin yang terjadi di wilayah Gunung Semeru, Jawa Timur. Banjir lahar dingin tersebut dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi sehingga menyebabkan meluapnya debit air daerah aliran sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari dalam keterangannya, Sabtu (20/4).
Baca juga:
Tiga Jembatan di Lumajang Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru
"Tercatat satu warga meninggal dunia akibat tertimbun material longsor di Kecamatan Pronojiwo dan dua warga meninggal dunia akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur," kata Muhari.
Banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan Kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Padang, dan Kecamatan Tempeh terdampak akibat meluapnya tiga daerah aliran sungai tersebut.
Baca juga:
"Tercatat empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi dan 17 jembatan rusak berat, bahkan delapan jembatan di antaranya putus total akibat luapan lahar dingin yang meluap dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik," ujar Muhari.
Peristiwa ini juga mengakibatkan putusnya akses jalan nasional Lumajang – Malang via Piket Nol Pronojiwo yang hingga saat ini masih ditutup dan dalam penanganan PT. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN Jawa -Bali).
Baca juga:
Kondisi Terkini Gunung Semeru, Warga Harus Waspadai Lontaran Batu
Sementara itu, lanjut Muhari, pos pantau Gunung Semeru pada pukul 18.30 WIB mencapai amak 40mm overscale. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau untuk seluruhnya yang berada di sekitaran DAS agar berhati hati dan siaga serta meningkatkan kewaspadaannya.
"Karena visual gunung berkabut dan hujan di daerah puncak serta potensi awan panas yang sewaktu waktu bisa terjadi," ungkapnya. (Pon)